CERPEN ANTIME
HARI BAHAGIA (bagian
pertama)
RABU, tanggal 11 Maret 2020, Aku menghadiri undangan dari Mas AGUS SUPRI
dalam suatu acara SILATURAHIM DAN PENUTUPAN USAHA BERSAMA ANTIME. Ada 2 (dua)
yang Aku ingat tentang tanggal 11 MARET. Yang pertama, Aku teringat tentang SUPER SEMAR, dan yang kedua tentang
acara itu sendiri.
Ingatan Ku tentang Super Semar adalah BEA SISWA SUPER SEMAR. Sayang, bea
siswa tersebut sudah tidak ada lagi sejak kejatuhan Presiden SOEHARTO. Bagi Ku,
Pak Harto adalah pahlawan Ku, karena bea siswa nya, Aku dapat menyelesaikan
pendidikan di IPB. Terima kasih Pak Harto.
Sekitar tahun 1975-1976, IPB memberikan bea
siswa Super Semar. Syarat nya sangat mudah : naik tingkat, surat keterangan
dari orang tua yang menyatakan kurang mampu dan aktif dalam kegiatan mahasiswa.
Syarat pertama dan kedua sudah Aku peroleh. Untuk syarat ketiga harus ada surat
pernyataan dari Senat Mahasisawa IPB yang berhubungan dengan keaktifa mahasiswa.
Aku sebenarnya kurang begitu aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Mengikuti
jadwal kuliah, praktikum apalagi quiz dan ujian rasanya berat sekali. Mendengar
RCD dan DO, rasanya sangat mengerikan. Maklum IQ Ku kategori pas pasan untuk
ukuran IPB. Hampir setiap minggu ke poliklinik, tanpa diperiksa langsung
diberik vitamin B kompleks.
Aku di panggil oleh Senat Mahasiswa
untuk di wawancarai. Dalam ruangan tersebut sudah ada : Farid (?), sebagai
Ketua Senat, Andin sebagai anggota Senat dan beberapa anggota Senat lainnya
serta Soeryo Adiwibowo sebagai Ketua Angkatan.
“Saudara Bambang, apakah aktif dalam
kegiatan kemahasiswaan” Kata Farid.
Soeryo Adiwibowo dan Andin diam saja. Aku
sadar bahwa Soeryo Adiwibowo dan Andin kurang mengenal Ku. Maklum di tingkat
persiapan, Aku, Soeryo Adiwibowo dan Andin beda kelompok. Aku di Kelompok 2,
sementara Soeryo Adiwibowo dan Andin di
kelompok 1 atau 3. Mau memberikan
rekomendasi bingung juga. Ditambah lagi Aku termasuk mahasiswa KUPER.
“Ya..., Saya aktif dalam kegiatan bola
basket. Kalau ada latihan bola basket Saya sering ikut.” Kata Ku. Memang Aku
adalah pemain bola basket di SMA Kendal. Aku termasuk pemain intinya.” Hebat
bukan? He...., he..., he....
“Ya...., ya...., ya....., betul saudara
Bambang memang aktif dalam kegiatan bola basket.” Kata Soeryo Adiwibowo.
“Ya...., betul. Saya pernah lihat saudara Bambang main bola basket. “ Andin
menambahkan.
Sepertinya Soeryo Adiwibowo dan
Andin ingin berbuat baik pada teman
seangkatan . Aku tidak yakin apakah Soeryo Adiwibowo dan Andin, pernah melihat
Aku main bola basket. Namun karena pernyataannya, Ketua Senat langsung
menyetujuinya.
“ Kalau begitu, kepada Bambang Winarto,
kita berikan rekomendasi untuk memperoleh Bea Siswa Supar Semar.” Kata Farid
mengakhiri wawancara. Terima kasih Mas Bowo, terima kasih Boss Andin.
Kartu Bea siswa Super Semar IPB berwarna
BIRU TUA, kalau ambil uang di Bank BNI 46. Bea siswa pertama besarnya Rp 7.500,- (tujuh ribu lima ratus rupiah) dan terakhir Rp
17.500, - (tujuh belas ribu lima ratus rupiah). Bagi Ku bea siswa sangat
penting artinya. Aku dapat menambah gizi
makanan; beli susu, beli telur dsb. Pada
tanggal muda bersama dengan teman teman, menikmati menu empal, ayam goreng dan makanan
mewah lainnya di warung Borong. Tapi yang lebih utama bagi Ku adalah MEMBERIKAN KEBAGIAAN kepada orang tua.
Ya..., kedua orang tua Ku sangat bangga sekali Aku dapat Bea Siswa.
11 Maret, hari bersejarah yang sudah di
lupakan bangsa Indonesia.
Bogor 11 Maret 2020
SALAM ANTIME.
Mbang Win