Rabu, 10 April 2019

BATIK FASHION




BATIK FASHION
Kenangan  Kelima Reuni  di MBandungan

Reuni  di MBandungan , acaranya yang sangat menyenangkan, berbagai acara yang happy happy setelah sekian tahun tidak ketemu. Ini semua berkat kehebatan Sie Acara : MBAK NUNUK dan MBAK NINA. Salah satu acara yang cukup menarik adalah BATIK FASHION.
----------------------------------
Acara BATIK FASHION ini digagas oleh Retno Muninggar, jauh hari  pada saat persiapan. “ Pada acara malam para alumni memakai DREES CODE nya BATIK” ,  nanti di akhir acara ada penobatan Mr & Miss Batik, siapa yg paling keren itu juaranya.” Kata Retno Muninggar dalam WA nya. Aku sendiri sebenarnya tidak tahu apa itu Drees Code. Aku tahunya pakaian batik.
Untungnya ada Mbah GOOGLE tempat Aku bertanya jika mengalami kesulitan. Mbah GOOGLE itu memang pinter tenan, kalau di tanya bisa menjawab dengan benar. Inilah jawaban dari Mbah GOOGLE. “KODE PAKAIAN (DREES CODE) adalah seperangkat aturan, sering ditulis, berkaitan dengan pakaian. Kode berpakaian dibuat berdasarkan persepsi dan norma sosial, dan berbeda-beda berdasarkan tujuan, keadaan, dan kejadian. Masyarakat dan budaya yang berbeda cenderung memiliki aturan berpakaian yang berbeda.” Itu jawaban dari Mbah GOOGLE, nanging  Aku isih ora mudeng.
----------------------------------
Pada malam reuni sebagian besar alumni memakai pakaian batik. Memang pakaian batik sudah menjadi pakaian nasional. Dalam berbagai acara apakah pernikahan, pertemuan dan bahkan acara resmi kantor,  orang lebih memilih pakai batik daripada pakai stelan jas. Untuk memeriahkan acara yang di gagas Retno  Muninggar, Aku juga beli baju batik baru yang murah meriah. Maklum sudah pensiun. Baju batik yang Aku beli adalah lengan pendek dengan motif gambar yang tidak simitris. Sengaja Aku pilih lengan pendek supaya kesannya tidak terlalu formal.
Ketika jumpa dengan teman teman di acara reuni, woow....., baju batik yang dipakai Ganaputri dan Ganaputra indah indah. Ganaputri nya cantik cantik dan Ganaputra gagah gagah. Sepertinya baju batiknya juga baru semuanya. Keren..... Terutama untuk Ganaputri, entah berapa minggu sebelumnya harus dipersiapan, karena harus jahit dengan model tertentu.
----------------------------------
Acara BATIK FASHION dilakukan setelah acara : Pembukaan oleh MC (Retno  Muninggar), Sambutan ketua panitia (Tedjo Rumekso), Sambutan ketua suku (Mbak Nunuk) dan Doa (Moch Saum) dan berbagai hiburan dari  alumni untuk alumni.
Entah siapa yang menjadi “Panitia BATIK FASHION”, yang akan memilih peserta Ganaputri dan Ganaputra dan sekaligus menetapkan menjadi pemenangnya. Apakah para istri dari Ganaputra atau perwakilan dari masing-masing RW : RW Jabodetabek dan Luar Jawa, RW Luar kota , RW  Semarang dan RW  Kendal atau dipilih secara langsung oleh Sie Acara. Ada 10 alumni, yang terpilih sebagai peserta Batik Fashion, 5 Ganaputri (istri Mulyono, Endang Nursilowati, Yuniati, Retno Muninggar dan Nurul Qomariah) dan 5 Gnaputra (Tedjo Rumekso, Mulyono, Sudirno, Eko Rahono dan Syamsul).
--------------------------------
Dari pengelantang (pengeras suara) terdengar suara panitia dengan menyebutkan 10 peserta untuk berjalan satu persatu di PANGGUNG FASHION SHOW yang dalam bahasa kerennya  disebut  RUNWAY.  Yang Ganaputri  “Mlakune koyo macan luwe” (“Berjalan bagai Macan Lapar”). Itulah kira kira yang orang jawa ketika melihat ada wanita yang berjalan lemah gemulai. Mereka berjalan dengan anggunnya, berlengak lenggok,  memamerkan pakain batik yang dikenakan. Sementara yang Ganaputra berjalan dengan gagahnya. Hanya SYAMSUL saja  yang berjalan “nguncluk”, tanpa lewat Runway, tanpa  lihat kiri kanan, tanpa bergaya dan langsung bergabung dengan temen temen yang telah selesai bergaya. (mungkin Syamsul tidak tahu sedang diadakan acara batik fashion).



Sebagai BEST COSTUME oleh panitia ditetapkan untuk Ganaputri adalah RETNO MUNINGGAR dan Ganaputra adalah SUDIRNO. Pilihan yang tepat, persis sama dengan pilihan Ku.  Meski Aku tidak duduk dalam “Panitia BATIK FASHION”, tapi Aku juga bisa menilai dengan kriteria Ku sendiri. Keduanya memang layak menyandang gelar  Best Costume.
SUDIRNO, baju batik dengan celananya serasi. Badan Sudirno langsing sehingga baju yang dipakai enak di pandang mata. Kala berjalan layaknya pejabat yang sedang menginspeksi barisan. (Rada rada jaim). RETNO MUNINGGAR, baju batiknya keren, kombinasi antara pakaian batik dengan jilbab serasi,  Merah Maron, manyala..... Apalagi saat sedang bergaya di Runway, bagai burung yang sedang memamerkan keindahan sayapnya. (Di benak Ku koq terbayang gayanya kaya ayam jago yang sedang merayu babonnya).
Untuk tidak menecewakan peserta, maka semua peserta diberi  hadiah. Sayang hadiahnya tidak dibuka, sehingga kita kita tidak tahu apa gerangan isinya.
Suatu acara yang menarik, reuni yang akan datang patut dipertandingkan lagi. Menurut Ketua Suku, tahun 2021 baru akan digelar reuni akbar lagi. Reuni Emas kata Ketua Suku. Ya..., reuni 50 tahun. Semoga kita masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali.

Bogor, 10 April 2019

Mbang Win





















Senin, 08 April 2019

INDAHNYA KENANGAN




INDAHNYA KENANGAN
Kenangan  Keempat Reuni  di MBandungan

Setiap orang memiliki sejumlah kenangan indah, yang berbeda antara satu dengan lainnya. Mungkin ada satu atau dua atau tiga di antara kenangan-kenangan itu yang akan selalu diingat. Reuni di Mbandungan merupakan kenangan indah meski bukan yang terindah. Kenangan ini bisa merupakan peristiwa sebelum, sesaat atau setelah reuni. Sayang beberapa teman menyimpan kenangan dalam hatinya, sehingga tidak bisa berbagi dengan temen temen lainnya.
Agung Herminingsih meski  tidak dapat menghadiri reuni karena suaminya sakit menjelang keberangkat ke Mbandungan, dapat merasakan nuansa reuni. Ini berkat temen temen mau berbagi cerita. “ Hebat Om Mbang Win dapat merangkum reuni yang banyak membawa kesan. Aku ikut senang  bisa mengikuti acara membaca ringkasan tersebut sehingga ada bayangan waktu temen teman pada bertemu, kangen-kangenan, bernyanyi, berolah raga,  bergurau, ada yang bercerita dan lain lain. Pokok asyikk kalau tahu  palaksanaan  ya ... trim  sudah mengikuti  sekelumit cerita dari penyadur Ir. Bambang Winarto. Shiip pokokmen  matur nuwun.”
Di bawah ini disampaikan kenangan dari beberapa temen temen kita.
----------------------------
TEDJO RUMEKSO : Paling mengesankan adalah pernyataan om Matrodhi...ojo sok ngglendengi... Kata ini sudah 48 tahun tidak pernah mendengar...Baru pada acara reuni akbar di mBandungan mendengar lagi...Woooow...Kendal banget gitu loh.
Kenangan lain dari Tedjo yang Aku yakin akan di kenang cukup lama adalah masalah KTP. Inilah ceritanya. “ KTP ku pada saat mau acara diminta sama Hotel Green Valley untuk jaminan, pas check out lupa diminta...Sampai kota Kendal wakita u mau check in lagi di hotel Kendal baru ketahuan... Lalu kontak ketua suku... Oleh pihak Hotel Green Valley dijanjikan akan dititipkan kepada tamu Hotel Green Valley yang mau pulang ke Kendal,tapi ternyata tamunya tidak ke kendal. Kontak lagi dengan pihak Hotel Green Valley,sepakat dikirim lewat jasa pengiriman... Ditunggu tunggu gak datang datang,dan bolak balik kontak,katanya alamat tidak jelas... Dari pihak jasa pengiriman juga tidak kontak ke saya,padahal sudah ada nomor telponku... Rupanya pihak pengirim kurang tepat menulis alamat penerima. Maka dilakukan perubahan alamat,baru akhirnya bisa diterima baru saja sore ini... Lega rasanya...nggak stress lagi... Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu...Setelah perjalanan hampir satu minggu, akhirnya...KTP ku sampai juga ke rumah...Memang kalau orang sudah tua itu bawaan nya suka lupa ya..., Om Hambali kelupaan raket dan kotak. Mbak Retno kelupaan tas. Aku kelupaan KTP... Opo kakehan mangan brutu ra..”. (Komen dari  Retno Muninggar: Yang penting gak lupa pulang kerumah, gak lupa ma istri ). [3:49 PM, 4/5/2019].
Begitu berkesannya Tedjo  Rumekso  akan Reuni Akbar, sehingga  perasaannya di tuangkan dalam bentuk “puisi” tanpa judul  :
Malam ini,
Satu minggu yang lalu,
Kita alumni SMA Negeri Kendal,
Bersama berkumpul,
Untuk bergembira,
Bernyanyi,
Bernostalgia,
Mengingat wakita u sekolah di SMA,
Banyak kenangan terulang,
Walaupun sudah bertambah umur kita,
Tapi serasa masih seperti 48 tahun yang lalu.
Semoga pertemuan ini, bisa menambah keakraban dan keguyuban kita.
Seperti motto kita guyub rukun salawase
Terimakasih Tuhan atas berkah dan karunia MU.
[8:34 AM, 4/8/2019]
-------------------------
MBAK NUNUK :
Klo kenanganku yang sama dengan dik Retno, om Nenggo...”selama sebulan dalam rangka persiapan reuni kita 3x blanja dipasar Bandungan..yang dibeli sama aja, alpukat, nangka, pete, tahu, susu, buah bit, krupuk rambak dan bakso pasar mBandungan... “ [8:29 AM, 4/8/2019].
Aku satu kamar dengan Melani. Sejak datang Melani sudah bermasalah. Waktu mau mandi...karena tingginya semampai (semeter tak sampai), Melani gak bisa ambil shower yang  letaknya tinggi banget... Malam-malam Melani  gatelen mungkin dampak dari mandi yang  gak bersih... Malam itu kita berdua ketawa-tawa, Melani ketawa sambil garuk-garuk terus.
Ada peristiwa yang  kurasa sangat aneh. Waktu mau sholat sepulang dari acara, Aku cari mukena bagian bawah, gak ketemu...sampe-sampe  tasku, tas Melani dibongkar semua. Padahal aku ingat waktu tadi selesai sholat, mukena atas dan bawah masuk kedalam tas mukena. Setelah jam 6 menjelang keluar kamar mau senam, karena masih penasaran Aku bongkar lagi tasku...Ketemu, kok bisa ya mukena bawahku dalam keadaan digulung dalam gulungan bajuku yang belum aku pake... Takuuuut..... Sebenarnya Aku masih penasaran..opo Melani sengaja kerjain aku, atau Aku sudah termasuk golongan palupa seperti Om Ted yang lupa KTP dan eyang Smer yang lupa bawa tas pulang atau memang benar benar ada setanya. [4:21 PM, 4/11/2019] [5:10 PM, 4/11/2019]. (Komen dari Tedjo : Di acara tersebut tidak ada setan,sama sekali. Saya sudah mencari kesana kemari...tidak ketemu. Setan diseset isine ketan alias lemper. salam lemper, dari cak lontong...).

-------------------------
MELANI:
Reuni akbar di mBandungan dari rencana sampai dengan  acara aku cuma mengikuti di W A saja. Nggak  komen apa-apa,  cuma berencana bawa makanan tradisional GEBLEK dari Kulonprogo dan untuk Mbantul  kabupaten  domisiliku yang  ada dan terkenal hanya GEPLAK, yang rasanya manis sekali, nggak baik untuk   para usia senior.  Menjelang minggu pelaksanaan reuni  Mbantul hujan deras hingga kebanjiran yang  cukup parah terdampak juga Kulonprogo sentra industri geblek,  yaaa maaf nggak jadi bawa. Di hari H pelaksanaan reuni di luar dugaan,  cukup meriah bisa melupakan kehidupan keseharian, lupa anak, lupa cucu,  yang  ada ngguyu-ngguyu,  makan-makan ,  betul-betul  refreshing,  membuat kita kepingin reunian lagi dengan segera. Pengalaman tidur di hotel, pertama kali merasakan selimut gatal. Nggak tahan gatalnya Aku garuk-garuk tapi malu sama  Bu Kasuk, “turu hotel kok gatelen.” Akhirnya kusiram dengan air hangat sambil menikmati shower. Aku bergumam “mbayar murah ning status jaluk nyaman,  nek nyaman yooo sing luaaraang.” Bu Kasuk tertawa. Di hall kulihat teman-teman  sehat, semangat, bergembira penuh tawa. Ga ada yang  bermuram wajah. mbah Madi pamer sulingan kompak karo organe. Hebat ya... kita di usia senior masih bisa menikmati berkah dan karunia Allah SWT. Terima kasih teman-teman  semua telah kompak manis menyelenggarakan acara reuni akbar. Pulang ke Jogja Aku nunut Pak Hari dan tiba di rumah dengan selamat jam 15.00.  Makasih Pak  dan Ibu Hari. (Komen dari  Retno Muninggar : Harga 100 karena sudah disubsidi sama teman-teman  RW Jakarta & Luar Jawa te Mel hehehe....Dari : Mbak Nunuk : Sejak datang Mel udah bermasalah waktu mau mandi..., karena tingginya semampai (semeter tak sampai), gak bisa ambil shower yang  menurut Mel letaknya tinggi banget... Malam-malam gatelen mungkin dampak dari mandi yang  gak bersih...). [3:40 PM, 4/11/2019].
-------------------------
UMI TYASTUTI :
Oke, Aku juga mo cerita kenangan. Untuk acara ke Mbandungan aku kencan ama dr Nurul naik travel dan ternyata berangkat lebih awal, sampai Pati ternyata dr Nurul belum siap nunggu ditempat yang dijanjikan, aku tilpon ternyata masih di RS.  Aku susul di RS dan ternyata di RS masih ada acara pelantikan pejabat. Dengan  terpaksa dr Nurul mblirit dan belum terima SK karena   travel udah nunggu. Dalam perjalanan kita ngobrol banyak, dengan  hati was was, sesekali sambil lihat jam karena   janji untuk  kumpul di Mugas jam 2. Karena   macet diperjalanan wakita u itu baru  nyampe Demak, akhirnya kami putuskan untuk  ikut kloter yang ngumpul di Stasiun Tawang. Sampai Stasiun Tawang jam 14.30 dan masih sempat sholat dzuhur dan sekalian nunggu Ashar, sambil harap harap cemas kita nunggu dipendopo Masjid. Karena   rasa lapar dr Nurul keluar dan kembali  bawa roti Sari Roti untuk  pengganjal perut karena dari pagi belum terisi. Sambil nunggu dr Nurul yang lagi keluar aku bincang bincang sama Marbot Masjid itu yang bantuin ngangkat bawaanku, ternyata dia salah satu korban  bencana di Palu, anak dan  istri serta rumah terkubur hidup hidup. Dia selamat karena wakita u itu lagi kerja di perkebunan  coklat, akhirnya dia ikut temanya pulang ke Semarang untuk  mencoba kehidupan baru dan menjadi Marbot dst.
Setelah nunggu cukup lumayan akhirnya sang pahlawan datang juga, dan setelah sholat kita bertiga meluncur ke Bandungan yang hawanya dingin (kademen tenan aku tidur malem sampai gigiku ngancing looh ). (Siapa ya.. pahlawannya?) [9:14 AM, 4/8/2019]
-------------------------
NURUL :
Kenangan saat akan berangkat ke mBandungan. Daku sudah kencan naik travel bersama mbak  Tuty. Ticket yang beli mbak  Tuty. Travell berangkat dari Rembang,  janjinya aku nunggu di Masjid Agung Pati sekitar jam 12.00. Lha belum jam 11 kok mbak  Tuty sudah telpon, mbak Tuty mencari Aku di masjid, sesuai dengan janjinya. Ya..., tidak ada, lha wong masih jam 11.00. Aku minta di jemput di rumah sakit. Saat itu aku sedang di aula mengikuti acara pelantikan dan penyerahan SK pejabat struktural. Ketika sedang menyanyi lagu Indonesia Raya,  telpon berdering lagi,  mbak Tuty bilang sudah nunggu di pintu utama RS. Pelan-pelan Aku geser ke belakang terus melarikan diri. Selanjutnya berangkat ke Semarang dengan gembira,  lupa dengan SK yang belum aku terima.
Setelah dari mBandungan. Senin masuk kerja,  diceritani teman di RS bahwa saat penyerahan SK namaku dipanggil sampai 3 kali. Selesai acara Direktur RS bilang ke temanku,  tadi sudah lihat bu Nurul kok jadi hilang. Sampai aku nulis (4/11/2019) ini,  aku belum terima SK. Kata manajer SDM aku diminta menghadap Direktur, tapi aku wegah. Ora duwe SK ora pateken,  yen dipecat yo tinggal melamar di tempat lain. Itu aja kok repot (kata Gua Dur). [9:17 PM, 4/11/2019]
-------------------
ANWAR:
Wakita u aku datang pagi di MBandungan langsung cari lokasi senam, aku lihat seragam kaos merah, aku pastikan ini rombongan SMA 71, dengan senyam senyum aku masuk lapangan bersama istri. Alhamdulilah, ada yang metokke aku, beliau langsung bersalaman dan berpelukan dan aku sebuntuk an namaku Anwar, kemudian temen yang lain datang nyalami Aku, Mulyono memberi selamat. “ Mulyono ya....tambah gemuk banget. Kataku. “Sampean ajeg kuru.” Jawab Mulyono  sambil tertawa. Kemudian datang Eksan nyalami, kemudian Budi Yuwono, Jasno dan yang lain yang udah pangling semua, yang jelas mereka tanpa kata nampak akrab. Kemudian kami duduk di belakang yang senam,  kumpul. Aku duduk dekat beliau yang baju merah topi merah cerita masa lalu kurang lebih  setengah jam cerita mulai habis kemudian aku tanya sebelahku yang baju merah topi merah....Eko mana ya..... Kontan semua tertawa dan bilang “la kowe kuwi ngomong karo sapa yo jejermu kuwi Eko”.....akhirnya kami berangkulan sampai lama sangking gelinya. (Komen : Eko Rahono dulu sebangku dengan  Anwar di jurusan Sosial. Dapat dimaklumi mengingat sudah 48 tahun belum pernah bertemu, lagipula Anwar baru sekali ini hadir dalam reuni). [6:09 AM, 4/7/2019]
-------------------
DJOKO PRAMONO:
Slamat malam teman - teman semuanya..., semoga tetap sehat selamat sampai dengan reuni yan akan datang. Tiada kata terlambat untuk cerita kenangan usai reuni di Bandungan, karena banyak peristiwa yang  selalu  teringat.
Jauh-jauh hari sebelum reuni Aku  sudah merencanakan dan promosikan mau BAWA   NDOG GLUDHUG, RONDO ROYAL dan PECEL MBANG TURI.
Tiga hari pra hari Sabtu, Aku sudah cabut  3 pohon singkong untuk tape. Setelah direbus masak ditata rapi dibaskom dan  ditaburi ragi dengan   alas/lemek dan ditutup rapat dengan daun pisang. Kurang 2 hari  buat sambal pecel kacang yang memerlukan kacang tanah 1 kg dan gula Jawa Limbangan 1 kg. Kacang digoreng terus dihaluskan, baru bumbu diracik kemudian diaduk rata dengan  gula dan kacangnya. Icip-icip kurang gula..., kurang garam.. jadilah.. pas.  Hari Jum’at cabut lagi 3 pohon singkong untuk  ndog gludug. Sabtu pagi rebus singkong + garam + kara. Jam 11.00 tumbuk 1/2 halus plus gula pasir., terus dibuat bulat seperti  ndog., Usai masukkan di adonan terigu.. sreeeeeng ...jadi  Ndog gluduknya.
Sabtu jam 8.00 petik mbang Turi, kacang panjang dan cikri. Jam 10.00 rebus kacang panjang, cikri dan mbang turinya. Jam 11 usai ganti yang  lain. Goreng ndog gludugnya.
Jam 14.00 persiapan sudah selesai. Jam  15.00 berangkat..., Eee...  baru 1 km tas ketinggalan. Balik lagi  ambil tasnya. Berangkat lagi baru 1 km.. Eeee.., HP ketinggalan balik lagi. Itulah kalo sudah  senior,  1/2 pikun.. dah pelupa..
Jam 17.00 sampai deh di Green Ballet (Green Valley), langsung cari kamar di Bambu-2.  Eee disitu sudah pada ngobrol : Sumadi, Kasno (Jasno?), Budiyu, Ichsan dan Warto. Langsun Aku hidangkan Ndog gluduknya., Wuaaah disambut dengan ceria, kata Sumadi., "Lha Iki seng tak tunggu"
Acara inti reunian yaitu pertemuan kita  semua dengan   sambutan-sambutan dari  : Panitia, Ketua Suku dan  juga dari teman-teman yang  pinter ceramah dan saling tukar cerita. Dan bagi yang  baru menyanyi silahkan untuk tampil.
Betapa senangnya Aku bisa ketemu dengan   teman-teman  yang  sudah 48 tahun berpisah. Kalau dirasa seolah kita masih dalam nuansa Sekolah di SMA lagi.., duuh senangnya.., kapan suasana seperti itu terulang lagi....
-------------------
Pagi jam 5.00, AKu diingatkan Om H Matrodhi untuk  Sholat Subuh. Entah nggak tau kenapa Aku  ingin sholat subuh di mushola. Aku  cari nggak ketemu,  terus tanya petugas., “Dibawah sana Pak, di sebelah selatan gudang.” Kata petugas.
Ini yang  paling berkesan. Musholanya sepertinya jarang dipakai.  Ada 2 sajadah, tetapi kondisi agak kotor, jarang dipakai. Ketika Aku  masuk toilet eee..., berdiri bulu romaku, seperti ada orang yang  menegurku, tapi kan nggak ada orang.  "Amit-amit mbah., dudu mbah Madi lho., ojo ngganggu mbah tak sholat no kene". Kataku dalam hati. Pada roka'at kedua Aku  mencium bau apek yang  menyengat yang  terbawa semilir angin sejuk pagi hari. “Opo kene ono Gendruwone., Po Wewe... kok apek banget ambune.” Pikirku. Tak lama kemudian usai sholat diatap/plafon seperti ada orang jalan. Berdiri lagi bulu romaku. Digudang .., agak jauh dikit dari Mushola ada suara seperti kayu besar jatuh di atas genting. Rodo kaget Aku, tapi nggak takut. Biasanya kalau ada  penampakan/ suara aneh Aku  temui apa sebenarnya.
-------------------
Ini pengalamanku saat Aku jadi team SAR. Aku disuruh masuk kuburan selama 15 menit di daerah Weleri. Katanya kuburan itu wingit/angker. Banyak godaan-godaan seperti pocong jalan (Karena digantung dan ditarik), ada suara seperti Kuntilanak ketawa, bau misoa/ kemenyan yang  dibakar dan lain lain, banyak jenisnya. Tapi Aku bukan penakut, karena kita sama-sama mahkluk ciptaan Alloh. Tapi godaan di Mushola Bandungan itu Aku betul-betul merinding, yang menandakan bahwa ditempat itu ada mahkluk halus. Ya... layak saja wong Musholahnya  seperti jarang dipakai untuk ibadah sholat.
Itulah kesan dan kenangan yang tak terlupakan saat  reuni di Bandungan selama hidupku sampai akhir hayat. Begitulah cerita apa adanya dariku, semoga  acara reuni Akbar ANK-71 SMA-Kendal yang akan datang kita masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali. [9:23 PM, 4/10/2019]
RETNO MUNINGGAR:
Terimakasih kepada teman-teman  RW Jakarta dan Luar Jawa, atas partisipasi pemikiran dan dukungan dananya, sehingga pelaksanaan REUNI AKBAR yang  awalnya digagas om Ted berjalan dengan  lancar, sukses dan sangat meriah. Terimakasih pula pada teman-teman  yang  telah hadir ikut menyusekseskan acara dengan  membawa segala macam jajanan dan lauk pauk. Walau saya dan mbak Nuk sering pusing dengan  maju mundurnya peserta yang  dikarenakan sebab-sebab yang  mungkin lebih penting, tapi alhamdulillah kami sepakat harus tetap semangat .
Di sini kami juga mohon maaf pula terpaksa mengganti tempat/hotel, yang  awalnya kami beri alasan pada teman-teman  bahwa  di Hotel Rawa Pening kamarnya kurang, namun sebetulnya lebih dikarenakan hotelnya bersuasana singup karena   dibelajang Hotel ternyata ada makam  hehehe.... dan sekarang saya baru berani berterus terang. Jadi kami khususnya saya dan mbak Nuk sampai survey 3 x ke Bandungan untuk mencari tempat/hotel yang  kami rasa relatif nyaman bagi teman-teman, yang akhirnya pilihan jatuh di Hotel Green Valley dengan seala cerita mistisnya  dari teman-teman (termasuk bu Kasuk ). Alhamdulillah saya tidak merasa ada gangguan apa-apa (apa karena   waktu saya masuk kamar saya ucap salam yang  saya lanjunkan dengan  membaca ayat qursyi dan 3 surat pendek (triqul ) dan saya tutup dengan  sholawat nabi ). Hihihi mungkin setannya takut trus ngacir..... wkwkwk...... Yang tinggal sekarang adalah kenangan indah, semoga acara seperti ini bisa sering kita selenggarakan dan membuat kita lebih bersemangat dengan tertawa dan menyanyi dan tentunya akan menjad RABUK NYOWO bagi kita semua, BRAVO ANK 71 SMAN KENDAL. [4:48 PM, 4/11/2019]
BAMBANG UTONO:
Memenuhi permintaan om mBang Win, saya coba rasan-rasan di perhelatan reuni akbar di mBandungan. Saya coba rasan-rasan ini saya terbagi menjadi 3 bagian : 1. Persiapan, 2. Hari H di mbandungan, 3. Pasca di mBandungan.
-------------------
1. PERSIAPAN.
Tiga hari menjelang hari H, makne sudah mulai belanja sesuatu yang diinginkan oleh teman-teman, karena masih ngurusi ujian siswanya, sehingga memanfaatkan waktu luang untuk  belanja (nyicil). Dua hari menjelang hari H ada aturan baru yang menyebabkan makne membatalkan keikutsertaan di reuni. Kacau iki. Masalahnya apa gak saya sampaikan disini. Akhirnya saya konsultasi sama bu Kesuk, terus bu Kesuk ngerih-ngerih/mbujuk makne, akhirnya mau berangkat. (maaf karena isih sangat yunior, masih suka ngambek).
Sabtu pagi bar subuhan langsung masak, langsung berangkat kerja dan saya di kantor ada peresmian bengkel, yang fotonya sudah saya kirim di WAG pada tanggal 31 Maret. Menjelang berangkat nelpon bakul tape pesanan Edi waktu di Sukorejo, ternyata dihubungi gak bisa, akhirnya diparani ke rumahnya dan alhamdulillah ada stok ra ketan hanya 2 dos. Terus berangkat mau ngampiri om Alex. Sampai di bangjo masjid makne bilang ada yang ketinggalan, ternyata masakannya ketinggalan di teras, jadi saat itu belum masuk mobil. Terpaksa pulang ambil barang yang masih diteras. Terus ngampiri om Alex yang rumahnya saya belum tahu, hanya diancer-anceri, ternyata saya kelewat, akhirnya muter ra ketemu neh, akhirnya saya berhenti disekitar ancer-ancer, saat itu ada samar-samar ada orang kaos hitam celana hitam, untungnya dia tertawa dan akhirnya ketemu om Alex dan setelah sholat asar berangkat. Disitu ada kejadian yang sudah diceritakan om Alex dengan bola-bali sampai tiga kali.  [2:59 PM, 4/11/2019].
 -------------------
2. HARI H DI BANDUNGAN
Begitu sampai di tempat, bareng sama mobilnya om mBang Win cs, setelah cari tempat dan saya diberi kunci om Alex, dan setelah saya cari ketemu dipojok. Setelah saya masuk, trus ke kamar mandi, baru ada rasa merinding, tapi gak ada apa-apa,  apalagi sebelum masuk makne bilang : “Pak kok ning pojok meni, aku wedi.” Saya bilang : “ra popo.”
Acara dimulai dengan makan malam, “wis pokokke enak kabeh, ada bothok,  mangut + pete,  jajanan macem-macem enak kabeh.” Seperti biasa acara resmi dimulai : pengantar dari Pembawa Acara, Sambutan Ketua Panitia, Sambutan Ketua Suku dan dengan segala macem yang sudah diceritakan teman-teman. Saya hanya ingin menambahkan, waktu diberi waktu untuk ngomong. Ada dua hal sebenarnya yang ingin saya sampaikan, yaitu :
1.    Kesan pertemuan reuni akbar yang diselenggarakan di mbandungan ini, tapi karena sudah  disampaikan temen-teman yang intinya sama, maka gak saya sampaikan.
2.    Kesan waktu sekolah, ada 3 peristiwa yang tak terlupakan.
a.       Perkara saya bawa mobil, sebagian sudah di sampaikan oleh Om Tedjo. Sebenarnya waktu itu saya bangun agak kesiangan, kalau nyepeda jelas telat, karena adanya mobil tua itu saya pakai. Saya menyadari, makanya saya parkir di sebelah barat gedung. Tapi gak tahunya waktu mau pulang, mobil gak ada ditempat, ternyata dibelakang di kebun pisang dan ditutup dengan daun dan pohon pisang, dalam hati saya menangis, kok ada teman yang begitu teganya, salah saya apa. Betul-betul  saya marah hanya dalam hati. Setelah dirumah sambil membersihkan getah-getah pisang, saya sadari, mungkin temen-temen hanya iseng, bukan karena sirik, akhirnya yo wis tak maafin.
b.      Waktu ujian lisan bahasa inggris, hanya ditanya rego mbako oleh pak Irfan. Matur nuwun pak Irfan.
c.       Dan waktu pengumuman, sore sebelum pengumuman saya didatangi pak Khasanuri, kalau saya lulus dan ada teman yang tidak lulus.
d.      Nah paginya waktu pengumuman saya datang agak siang, temen-temen  sudah ramai dan tanya nomor saya, tapi saya bilang nomor temen yang tidak lulus. Wah rame saya dibuntuti temen-temen, saya tidak ke papan pengumuman, tapi ke Jack mun. Ketipu loe, batinku.
e.      Yang ini tidak saya ceritakan, karena menyangkut diri saya dan seseorang, hehee. [5:39 PM, 4/11/2019]
(Komen : Lik Ut, Aku nggak ikut dorong mobil lho, hanya lihat saja. Bagus banget Lit Ut langsung memaafkan temen yang dorong mobil).

3. PASCA DI BANDUNGAN

Jam 11.00 mulai siap untuk pulang, packing pakaian dll, trus waktu dhuhur. Mau sholat dikamar, mukena sudah  masuk tas, akhirnya cari mushola, ternyata mushola agak jauh. Begitu sampai mushola, memang ada yang gak beres, sampai2 makne bilang : kok ngeri pak, tapi gak ada penampakan. Setelah sholat, makan dan penutupan, poto2 dll, terus bubar. Waktu mau keluar dari lokasi, makne bilang : jenenge mbandungan ki yo ning pasar, karo njajakke konco kantor. Akhirnya ke pasar dan hujan. Setelah jajan dsb trus pulang. Masalah timbul. Kartu tol isinya habis, mampir indomaret sampai 3 tempat offline semua, akhirnya Ungaran kiri, lewat boja. Dan alhamdulillah sampai rumah dengan segala kenangan. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya. Wis plong kabeh, gak ada perasaan apa-apa kecuali senang dan senang. Sekian, nyuwun ngapunten. MERDEKA. [7:02 PM, 4/11/2019] 

TRI YUNIARTI:
Hari Sabtu kira-kira jam 11 an,  Aku  berangkat ngampiri Dik   Retno di Sumeru.  Aku  berangkat ke mBandungan bersama  4 orang (Suami, Aminah, Dik Retno dan Aku) dengan petunjuk jalan Dik Retno,  yang  katanya pernah 3 kali ke Green Valley.  Ternyata Dik   Retno nggak hafal  jalannya,  sampai kesasar lewat jalan   lain, jalan   sempitnya dan berkelok kelok. Sang sopir manut saja.  Beberapa kali sopir tanya orang dan akhirnya sampai juga di hotel. Hari masih siang, teman-teman    banyak yang  belum   datang.  Aku menunggu Ibu Joko Wahyono, teman satu kamar. Agak sore Ibu Joko baru datang.  Aku  ber bincang-bincang dengannya sambil menunggu  waktu malam reuninan.  Aku  bersolek biar kelihatan  cantik,  pakai baju  baru, walau harganya murah tapi pantas dipakai. Dengan percaya diri dan hati gembira Aku bersama  ibu Joko melangkah kaki  ke ruang acara. Dengan mengikuti acara demi  acara,  Aku  melirik teman yang dulu selalu usil dan menggoda Ku di SMA. Kala itu Aku selalu marah kalau digoda. Siapa dia?  Om Samsul he he he . Aku berbincang bincang sebentar.

Malamnya Aku nggak bisa tidur pulas. Nglilir  beberapa kali,  kok seperti ada orang lewat di luar jendela tapi Aku  diam saja. Ibu Joko sudah  tidur pulas, Aku tidak nggak berani membangunkannya. Sampai pagi pun Aku  nggak cerita semalam. Jam 5 pagi Aku sudah ber kemas-kemas  untuk senam pagi.  Dengan hati ceria,   Aku  mengikutinya senam yang  sudah  biasa Aku  lakukan di lingkungan rumahku. Senam selesai acara foto-foto eeee nggak tahunya Om Samsul minta foto jejer sama Aku,  padahal deretan depan untuk putri-putri semua. Setelah acara senam, makan pagi sarapan. Aku  dapat SMS suami kalau ada acara sore. Jadi Aku  harus  pulang lebih awal, maka cerita dengan teman - teman   hanya mengikuti sedikit saja.” Yo...,  rodo gelo  nggak sempat pamitan kepada teman teman,  hanya sama Dik   Retno saja.” Sambil menuju kamar, Aku lihat dimeja banyak jajanan yang bermacam-macam.   Aku  ambil  3 tape yang akan  Aku  bawa pulang. Aku  pulang bersama Om Warto dan  mbak Rubiyatun. Pagi harinya Aku  bikin rondo royal dari tape yang Aku bawa.  Trims ya ...  Om Alek biarpun nggak keduman sambel pecelnya tapi dapat tapenya. Itulah kenanganku di reuni mBandungan  yang  tidak mudah Aku  lupakan. [7:54 PM, 4/13/2019] (Komen dari Retno Muninggar: 3 kali survey mbak, ke Green Valley ya baru sekali hehehe.....).

Bagaimana dengan kenangan Ku?
Ada dua kenangan yang selalu kuingat. Kenangan Ku yan pertama adalah saat naik kereta api KRL, ada “malaikat” yang membantu membawa barang bawaanku di Godangdia. (baca : NAIK KERETA KE MBANDUNGAN, Kenangan  Pertama Reuni  di Mbandungan). Meski bagi orang lain itu hal tersebut sepele tapi bagi Ku itu merupakan hal yang luar biasa apalagi di Jakarta. Kenangan Ku kedua adalah saat makan Ndog Geludug dari Djoko Pramono. Makan Ndog Geludug mengingatkan Ku  ketika jajan di kantin SMA yang di kelola sama Jack Mum. (baca :  INDAHNYA BERBAGI Kenangan  Ketiga Reuni  di Mbandungan). Kenangan Ku yang ketiga adalah saat menyerahkan buku “KENANGAN ALUMNI SMA N KENDAL 1971” kepada Ketua Suku. Buku tersebut Aku susun cukup lama, mungkin lebih dari 5 tahun. Tadinya dalam buku tersebut akan ada informasi tetang biodata singkat dari parat alumni, namun karena berbagai hal biodata singkat tersebut tidak terwujud. Namun, paling tidak dengan membaca buku tersebut dapat mengingkat kita tentang SMA N Kendal, tempat kita pernah bersama dalam menuntut ilmu.

----------------------------
Teman teman,
Dapat berbagi cerita memang  membahagiakan, apapun cerita. Apalagi cerita tentang kenangan. Ada yang lucu, ada yang “konyol”, ada yang ceria dan lain sebagainya. Di balik cerita tentu ada manfaat yang kita ambil. Terima kasih teman teman yang telah berbagi cerita dengan suka cita, semoga cerita kenangan ini akan membawa kita ke pertemuan reuni akbar berikutnya. Kapan Reuni lagi?
Bogor, 9 April 2019
mBang Win


Minggu, 07 April 2019

INDAHNYA BERBAGI




INDAHNYA BERBAGI
Kenangan  Ketiga Reuni  di MBandungan

Selain membicarakan acara reuni  pada WA ANGK 71 yang juga ramai menjadi bahan pembicaraan adalah makanan. Ada kerinduan alumni untuk mencicipi makanan pada saat di SMA atau makanan kegemarannya yang tidak bisa diperoleh di tempat tinggalnya. Hebatnya para alumni dengan suka cita menawarkan makanan atau minuman yang akan di bawa, alumni lainnya dengan suka cita pula memesan makanan kesukaannya.
----------------------------
Sampai di GREEN VALLAY RESORT  mBandungan sore sekitar jam 17.00. Segera Aku menuju ke Kamar yang diberi nama BAMBU dengan diantar oleh petugas hotel. Aku, Mochsoum dan Hambali oleh panitia ditempatkan dalam satu kamar, meski akhirnya Hambali dapat kamar yang lainnya. Setelah mandi, aku keluar kamar menghampiri temen temen yang sedang duduk duduk di depan kamar : Djoko Pramono, Sumadi, Jasno, Sudiyo, Eko Rahono, Ichsan, Budi Yuwono. Aku salami dan peluk satu persatu temen temen Ku. Entah mereka sedang ngobrol apa. Di meja nya telah tersaji NDOG GELUDUG. Rupanya,  Kamar Bambu berdekatan dan berhubungan dengan kamar kamar lainnya.
“ Ayo mBang Win, dicicpi ndog geludug nya.” Kata Djoko Pramono.
Aku ambil satu. Rasanya enak untuk lidah Ku. Rasa singkongnya sangat terasa dan sedikit manis karena sebelum di goreng dicampur gula. Aku memang “rindu” makanan tersebut. Mungkin agak aneh bagi temen temen bahwa makanan jajanan yang Aku suka justru yang bahan dasarnya singkong atau beras ketan. Makan ndog geludug mengingatkan Ku tentang Jack Mum, penjual jajanan di kantin SMA Kendal yang salah satu jajanan yang dijualnya dan menjadi rebutan siswa  adalah ndog geludug. Harganya murah, bikin kenyang sangat cocok bagi yan belum sarapan apalagi yang “nglaju” dari Kaliwungu, Pegandon, Cepirin dan tempat lainnya. Selanjutnya Djoko Pramono mengajak Ku ke kamarnya untuk mencicipi RONDO ROYAL, makanan tradisional Jawa terbuat dari tape yang di goreng dengan tepung beras. Rasanya enak, campuran antara manis dan sedikit asam dengan tekstur yang kenyal.
Orang Jawa itu agak aneh dalam memberi nama makanan. Kalau ndog geludug Aku agak paham, karena bentuk bulat kaya telur (ndog) yang cukup besar. Kalau Rondo royal mungkin dulunya di temukan oleh seorang janda kaya yan royal atau mungkin dulunya merupakan makanan yang terbilang mewah sehingga di sebut Rondo Royal.
----------------------------
Acara reuni didahului dengan makan malam. Selain makanan telah disediakan hotel, juga disediakan berbagai lauk pauk dan cemilan yang disediakan oleh temen temen. Ada PECEL, GENDAR, RENGGINANG, KACANG REBUS, PILUS, RESOLES, BOTOK dan sebagainya. Penggemar pecel cukup banyak. Sayang Aku tidak berani makan pecel, padahal kepengin. Tapi ya..., bagaimana kalau setelah makan makanan yang ada cabe nya, rasanya sakit sekali bagian (maaf) duburnya. Mungkin zat  penangkal cabe di tubuh Ku sudah tidak ada lagi. Rupanya pecel berikut sambelnya merupakan racikan Djoko Pramono. Penggemarnya cukup banyak, Yuniarti, Retno Muninggar, Sudirno dan entah siapa lagi. Banyak yang pesan bumbu pecel.  Sudirno bahkan secara khusus membawa bumbunya  ke Pekanbaru. Memang lidah Jawa ya..., tetap lidah Jawa. Makanan Jawa tetap pilihannya. Makanan (ndog geludug, rondo royal dan pecel) yang di bawa ke mBandungan Djoko Pramono dipersiapan sejak jam 2 malam. Luar biasa. Mbak Nunuk membuat Botok khusus selain untuk alumni juga untuk memenuhi pesanan dari Hambali. Aku yakin, Hambali makan dengan lahapnya. Jika Botok dapat tahan lama, Aku yakin pula Hambali akan membawanya ke Makassar dan selanjutnya pergi ke sawah hanya untuk makan Botok sambil lihat bapak tani “ngluku” dan “nggaru”.
----------------------------
Aku memperoleh cemilan atau minuman yang telah Aku pesan sebelumnya. Dari Mas Hari, Aku memperoleh WEDANG UWUH dan WEDAN SECANG. Kedua minuman tersebut sebenarnya sama saja, wedang uwuh lebih nama “lokal”, sedangkan wedan secang lebih nama “nasional”. Bubuk wedang uwuh setelah disedu dengan air panas warnanya berubah menjadi merah, rasanya enak dan memberikan rasa hangat pada tubuh. Dari mBak Triyuniati, Aku dibawakan BALUNG KUWUK, salah satu cemilan kesukaanku. Apalagi Balung Kuwuk nya sudah di goreng dengan ditaburi keju. Waah kalau sore, sambil minum wedang uwuh dengan cemilan Balung Kuwuk memberikan sensasi di mulut. Tuti memberikan oleh oleh : PISANG KEPOK, RENGGINANG, DAUN KELOR dan masih banyak lagi hanya namanya tidak tahu. Pisang Kepok sudah digoreng di Kendal dan sebagian untuk bekal diperjalanan. Pisang Kepok kuning merupakan makanan favorit Ku, apakah di rebus apalagi di goreng,  satu sisir saja bisa Aku makan sendiri. Rengginang merupakan cemilan paling favorit, rasa gurih dan renyah sepertinya tiada duanya. Sementara minuman dari daun kelor lebih untuk pengobatan. Agak enak di minum kalau dalam keadaan panas. SATRU (?), KEDELEI GORENG (?) dan cemilan campuran (entah apa namanya) dapat dari Om Dirno. Satru rasanya enak, tidak terlalu manis, cocok untuk lidah Ku, Kedelai goreng rasanya gurih, kalau sedang makan tidak mau berhenti. PURWACENG yang di bawa Syamsul dapat satu bungkus dari Tedjo Rumekso.
----------------------------
BERBAGI dalam bentuk apapun (termasuk makanan dan minuman) memang membahagiakan baik  yang memberi  maupun menerimanya. Mungkin saja pemberian yang sederhana tersebut menjadi kenangan atau pengingat bagi yang menerimanya. Terima kasih teman teman yang telah dengan suka cita dengan kegembiraan telah membawakan makanan atau minuman untuk sekedar berbagi kebagiaan di kala kita bertemu dalam suana reuni. Kapan Reuni lagi?

Bogor, 7 April 2019
mBang Win


Sabtu, 06 April 2019

KETEMU TEMAN TEMAN




KETEMU TEMAN TEMAN
Kenangan  Kedua Reuni  di MBandungan

Reuni  di MBandungan , 30-31 Maret 2019 merupakan reuni akbar kedua setelah reuni akbar pertama di Jakarta-Bogor 25-26 Juni 2011. Sebenarnya yang jadi HOST adalah TEDJO RUMEKSO dengan dukungan dari RW Jabodetabek dan Luar Jawa. Namun atas permintaan dari RW Semarang dan Kendal yang merupakan warga alumni terbanyak agar reuni di mBandungan, maka permintaan tersebut dengan senang hati dipenuhinya.
----------------------------------
Sampai GREEN VALLAY RESORT  mBandungan sore sekitar jam 17.00. Segera Aku menuju ke Receptionist untuk menanyakan kamar. Setelah Aku sebutkan nama KU, Receptionist mencari nama Ku pada daftar yang berisi daftar nama dan kamar yang telah disusun panitia. Oleh Receptionist, Aku diberi tahu bahwa Aku di tempatkan pada Kamar yan diberi nama BAMBU bersama Mochsoum dan Hambali. Sepertinya kamar kamar yang berada di Green Vallay Resort  diberi nama pohon,  ada Bambu, Cemara, Jati dan lain lain.
Dari daftar yang diunggah oleh Retno Muninggar tanggal 5 Maret 2019, jumlah teman teman yang akan hadir sebanyak 61 orang, beberapa teman akan hadir bersama mantan pacar. Lumayan banyak, meski masih kalah banyak dengan reuni akbar di Jakarta-Bogor. Bahkan istri almarhum Yoyok dan Djoko Wahyono juga di undang. Mendekati hari H, beberapa teman yang sedianya hadir tidak jadi karena berbagai alasan : sakit, suami nya sakit, tugas, acara keluarga dan alasan lainnya.
Saat pertemuan ini di gelar, usia para alumni berkisar antara 64 – 66 tahun. Usia yang sudah memasuki usia senja, usia yan sangat rentan akan penyakit. Dengan demikian para alumni yang bisa hadir sangat diapresiasi, karena disampaing usia, kesehatan, biaya, lokasi (jauh dekatnya dengan rumah) dan faktor faktor lain  tetap SEMANGAT  untuk  bertemu. Ya...., BERTEMU LAH selagi masih di beri umur, karena hari esok bukan milik kita.
----------------------------------
Berdasarkan pengamatan Ku selama reuni berlangsung  yang hadir adalah sebagai berikut :
RW Jabodetabek dan Luar Jawa : Tedjo Rumekso + istri ; Mulyono + istri ; Sudirno + istri : Hambali + istri; Muchtadi ; Purwadi  dan Aku sendiri.
RW Luar kota : Harry Tri Hermawan + istri ; Anwar + istri ; Nurul Qomariah ; Umi Tyastuti ; Rubiatun ; Pudji Astono ; Yuniati ; Melani dan Syamsul.
RW  Semarang : Retno Muninggar + suami ; Edi Susilo + istri ; Endang Nursilowati ; Haryuti; Rinenggo; Tri Yuniarti; Eko Rahono; Aminahdan  Sumadi
RW  Kendal : Bambang Utono + istri ; Joko Pramono + istri ; Sudiyo + istri ; Kirana ; Pristiwati; Budi Yuwono; Matrodhi; Moch Ichsan; Jasno; Suwarto dan  Moch Soum.
Dari catatan di atas , Aku tahu bahwa  alumni yang hadir 36 orang, 9 diantaranya bersama mantan pacar. Sementara, teman teman yang tidak bisa hadir :  Nining;  Suminto;  Basuki; Susmoyowat;  Sri Widodo; Sunardi; Hermin;  Hardjo; Slamet W; Ong Shin Po; Eddy Prato dan  Sugiyono.
----------------------------------
Ketemu teman teman SMA tentu saja sangat menggembirakan. Bayangkan selama puluhan tahun tidak bertemu. Biasanya ada saja “teman baru” setelah sekian puluh tahun tidak ketemu. Kali ini Aku ketemu dengan ANWAR yang datang bersama istrinya. Kala reuni di Mas Ristanto, “teman baru” Ku adalah : CHUSNUN dan GUFRON, sementara waktu reuni di Tirta Arum Kendal “teman baru” adalah : MATRODHI.
Ini lah kesan yang Aku rasanya terhadap beberapa teman teman Ku :
Alhamdulillah, kesehatan temen temen masih prima, menyempatkan waktu, tenaga dan biaya untuk bertemu di mBandungan. TUTI kelihatannya tidak 100% fit, namun dengan semangat yang luar biasa dapat hadir di mBandungan.  Alumni GANAPUTRA ternyata masih gagah gagah,  demikian pula alumni GANAPUTRI masih cantik cantik.  Wajah ceria disertai senyuman selalu menyertai nya.

GANAPUTRA




GANAPUTRI

SUDIRNO bersama istri datang dari tempat yang paling jauh dari bagian Barat (Pekanbaru) meski perjalanannya dijalani dengan susah payah. Sempat ganti pesawat, karena pesawat yang akan ditumpangi di cancel. (berapa uang yang hilang karena ganti pesawat). Sementara, HAMBALI bersama istri datang dari tempat yang paling jauh dari bagian Timur (Makassar) sekaligus memanfaatkan moment pertandingan bulu tangkis di Jawa (Purwakarta). Hambali datang ketika acara sudah dimulai. Saking semangatnya untuk ketemu teman teman, sampai di Green Vallay Resort  langsung ke tempat acara tanpa ganti baju, dengan memakai kaos kuning dan sandal japit.
ENDANG NURSILOWATI sangat berpengalaman sekali dalam menyelenggarakan suatu pertemuan yang dalam bahasa kerennya adalah EVENT ORGANISER. Acara yang disusunnya, kalau boleh di beri nilai mendapat nilai 9.
TEDJO RUMEKSO  pandai juga membawakan acara, semua alumni diminta untuk menyampaikan sesuatu : kenangan di SMA, saran penyenggaraan berikutnya, pengurus  dan sebagainya. TEDJO RUMEKSO  tambah gagah dan tambah gemuk.
MULYONO pandai dalam memberikan semangat kepada temen temen melalui  yel.., yel ..,dengan nuansa tentara. Masih kelihatan gagah, tambah gemuk meski perut sedikit “macung”.
HARRY TRI HERMAWAN sibuk  memfoto temen temen dengan berbagai pose, untuk keperluan dokumentasi.
PUDJI ASTONO rupanya AHLI GRAFIS, gambar atau spanduk alumni SMA N Kendal merupakan kreasinya. Sangat bagus.
BUDI YUWONO, kelihatan tambah gagah, tambah gemuk dan selalu tersenyum. Sepertinya Budi Yuwono lagi seneng senengnya, baru saja menikah untuk  yang kedua kalinya.
SYAMSUL, saat  dipanggil ke depan untuk BATIK FASHION SHOW berjalan “nguncluk”, tanpa lihat kiri kanan, tanpa bergaya dan langsung bergabung dengan temen temen yang telah bergaya. (mungkin Syamsul tidak tahu sedang diadakan acara batik fashion).
JASNO ternyata seorang penyanyi, suaranya bagus. Kalau nyanyi harus duet sama penyanyi profesional (siapa penyanyi yang di sewa? Lupa nama dan nomor HP nya) dan harus yang pertama nyanyinya.
MOCH SOUM, Aku memangilnya ustadz, ilmu agama (Islam) sudah mumpuni. Pembacaan doa selalu dipercayakan kepadanya.
JOKO PRAMONO, seorang penyanyi profesional. Senengnya dipanggil ALEX ketimbang Joko atau Pramono.
TEDJO RUMEKSO, HAMBALI, RETNO MUNINGGAR dan KIRANA sudah mulai terkena PENYAKIT LUPA (DEMENSIA). Tedjo Rumekso, KTP nya tertinggal di Green Vallay Resort karena lupa mengambil kembali setelah dijadikan “sandera”.  Hambali, raket kasayangannya tertinggal di Bandara Hasannuddin. Retno Muninggar, tas nya ketinggalan di Green Vallay Resort karena pusing menyelesaikan keuangan dengan hotel. Kirana, payung yang dijual tertukar antara Tuti dengan pembeli lainnya. Ya..., penyakit lupa pasti akan menimpa kita, kata orang salah satu cara untuk menghambat penyakit lupa adalah dengan membaca.
----------------------------------
Setiap pertemuan alumni selalu membawa kesan tersendiri, ada yang bisa mengungkapan ada yang disimpan dalam hati. Apa yang Aku sampaikan bahwa sekedar mengingatkan kembali dan sekalius mendokumentasikan pertemuan di mBandungan.
Pertemuan Alumni berikutnya oleh Ketua Suku telah ditetapkan 2 tahun lagi yang merupakan pertemuan EMAS, pertemuan ke 50 tahun yang  akan diselenggarakan di SMA N KENDAL. Kiranya Allah SWT masih memberikan kesempatan kepada kita semua untuk pertemuan tersebut. Aamiin ya  Rabbal'alamin....

Bogor 5 April 2019






Kamis, 04 April 2019

NAIK KERETA KE MBANDUNGAN





NAIK KERETA KE MBANDUNGAN 
Kenangan  Pertama Reuni  di MBandungan 

Naik kereta api, tut...., tut...., tut.... Siapa hendak turut......, ke mBandungan  ....... Menurut kakak kakak Ku, suara dari kereta api  bukan tut...., tut...., tut..., tetapi  “ ojo jajan, ojo jajan, ojo jajan ”. He..., he..., he...., supaya anak anak tidak jajan di luar rumah. Ya...., kenangan masa kecil yang indah.
Ada beberapa kenangan selama reuni di mBandungan  , Naik Kereta Ke mBandungan  , merupakan salah satu diantaranya.
---------------------------------------
Satu bulan sebelum acara dimulai Aku mendapat telpon dari seseorang................
“ Win Aku Sopo hayo....”. Kata di telepon.
We lha dalah, panggil Aku dengan sebutan Win, itu pasti temen dekat. Ngajak bedekan lagi. Tapi siapa ya...? karena di nomor HP Ku tidak muncul nama. Aku coba ingat ingat suaranya, tapi ya..., nggak ketemu. Akhirnya Aku tanya secara formal.
“ Mohon maaf ..., dengan siapa ya...?’” Tanya Ku.
“ Ha...., ha..., ha...., lha koq suara ne lemes tenan to Win?” Katanya.
We lha dalah, Aku tetep tidak tahu. Tapi Aku yakin pasti teman karib. Bener juga.
“Win..., Aku Mulyono.” Katanya.
Lha..., tenan to...., karena yang panggil Aku dengan sebutan Win itu jarang, hanya orang orang tertentu saja. Biasanya teman teman memanggil Ku : Mbang, atau Mbang Win.
“Piye Win, budal to.. Nduwur po ngisor.?” Tanya nya.
“Yo..., budal, nanging budal soko ngisor wae, nduwur wis ora kuat.” Kataku
“Terus kereta apa?, bareng piye? Aku arep naik nganggo kereta yang jam pitu an.” Kata Mulyono.
“ Lha yen kereta jam pitu an, terus soko Bogor jam piro? Terlalu pagi. Aku mau naik yang jam 09.30 an.”Kata Ku.
“ Win, kalau lansia dapat diskon 20%, lumayan, hanya menyerahkan copy KTP, tapi belinya harus di stasiun.” Kata Mulyono.
“ Terima kasih infonya.” Kata Ku.
Sebagai lansia, yang menurut Mulyono bahasa kerenya  citizen senior”, perjalanan harus direncanakan sejak jauh hari. Sebelum membeli tiket, Aku buka situs resmi KAI (Kereta Api Indonesia). Dalam situs tersebut dicantumkan perjalanan dari Jakarta ke Semarang dan sebaliknya berikut harganya. Dengan mempertimbankan berbagai hal, maka Aku putuskan untuk berangkat hari Sabtu tanggal 30 Maret 2019 dan pulang Senin  tanggal 1 April 2019 dengan kereta api  Agro Bromo Anggrek. Membeli tiket satu bulan sebelumnya ada untungnya, Aku bisa memilih gerbong dan nomor duduknya. Aku pilih gerbong nomor 3 dengan tempat duduk nomor 3A baik pergi maupun pulangnya. Tiket seharusnya Rp. 375.000,- sekali jalan menjadi Rp. 300.000,-. Lumayan dapat diskon 20% atau Rp. 75.000,- sekali jalan. Berangkat dari Jakarta (Gambir) hari Sabtu tanggal 30 Maret 2019 jam 09.30 dan pulang hari Senin  tanggal 1 April 2019 jam 11.30. Minggu mau nyekar Bapak dan Ibu, nginep di Adik Ku Kendal.
---------------------------------------
Menungu satu bulan rasanya lama banget. Namun, ada baiknya. Selama itu, WA ANK 71, WA Jabodetabek dan WA Panitia Reuni  ramai membicarakan acara di mBandungan. Tempat yang akan dijadikan acara adalah Green Vally Resort yang sebelumnya di Hotel Rawapening. Menurut mbak Nunuk Hotel Rawapening tidak mampu lagi menampung peserta alumni yang bertambah terus. Luaaar biasa.
Satu hari sebelum tanggal 30 Maret 2019, Aku beli oleh oleh. Satu dos untuk teman teman reuni di mBandungan   dan satu dos untuk keluarga di Kendal. Jadi barang yang Aku bawa ada 3 : satu ransel yang berisi pakaian dan 2 dos yang berisi oleh oleh. Untuk oleh oleh di mBandungan, sesuai permintaan temen temen, Aku diminta membawa roti Unyil, Tales Goreng dan Kacang Bogor.
---------------------------------------
Tibalah hari yang dinanti, Sabtu 30 Maret 2019.
Aku membayangkan perjalanan dari Bogor ke mBandungan. Ada beberapa titik yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu stasiun Gondangdia, Gambir, dan Tawang. Dari ketiga stasiun tersebut stasiun Gondangdia merupakan titik yang paling krusial, karena dengan barang bawaannya Aku  harus berjalan menuju pangkalan ojek atau bajaj. Sebenarnya tidak jauh, tapi ya itu, dengan rangsel di punggung dan tangan kanan dan tangan kirinya membawa barang.
Selesai sholat Subuh, doa Ku sangat sederhana : “Ya...., Allah mudahkanlah dan lancarkanlah perjalanan Ku ke mBandungan untuk bertemu dengan teman teman alumni SMA N Kendal 1971.”
Jam 06.30 Aku berangkat dengan diantar istri Ku ke Stasiun Bogor. Dengan usia yang semakin senja membawa ransel di punggung, 1 dos di tangan kiri dan 1 dos di tangan kanan memang agak repot. Mulyono pernah bercerita kala reuni di Muntilan tempatnya Djoko Wahyono (almarhum) : “ Win kalau orang tua seperti kita bawaannya hanya satu saja”.  Nasehat itu Aku ingat betul, tapi membawa oleh oleh merupakan kebahagiaan sendiri.
Stasiun yang akan dilalui Kereta Rel Listrik (KRL) dari Bogor ke Jakarta (Gambir) cukup banyak, yaitu 25 stasiun : Bogor, Cilebut, Bojonggede, Citayam, Depok, Depok Baru, Pondok Cina, Universitas Indonesia, Universitas Pancasila, Lenteng Agung, Tanjung Barat, Pasar Minggu, Pasar Minggu Baru, Duren Kalibata, Cawang, Tebet, Manggarai, Cikini, Gondangdia, Gambir, Juanda, Sawah Besar, Mangga Besar, Jayakarta, Jakarta Kota.
Untuk itulah sebelum naik KRL, Aku catat route nya : Naik KRL jurusan Jakarta Kota, TURUN DI STASIUN GONDANGDIA yang merupakan sebelum stasiun Gambir. KRL Bogor-Jakarta Kota tidak boleh berhenti meski melalui Stasiun Gambir. Hal ini dapat dimengerti mengingat Stasiun Gambir merupakan stasiun pemberangkatan atau penurunan penumpang kereta api jarak jauh. Bisa dibayangkan seandainya KRL berhenti di stasiun Gambir tentu sangat padat sekali orangnya.
Naik KRL dari Bogor itu mudah, pasti dapat tempat duduk. Numun turunnya bisa menjadi masalah, karena setiap KRL berhenti banyak penumpang yang naik. Sampai stasiun Cikini sebelum stasiun Gondangdia, Aku sudah mulai menurunkan 3 barang yang Aku bawa dengan menaruh dekat pintu keluar. Maklum kereta hanya berhenti beberapa menit. Sampai Gondangdia, Aku keluar dengan membawa Ransel di punggung dan oleh oleh di kiri dan kanan tangan. Baru saja oleh oleh Aku angkat, ada penumpang yang turun di Gondangdia menghampiriku.
“Bapak, saya bawakan satu dos nya” Katanya. Aku serahkan barang tersebut. “Bapak mau mudik ya....”. Katanya lagi.
“Ya..., mau ke Semarang.” Jawab Ku. “Kalau ke Gambir naik apa ya...?” Tanya Ku.
“Bisa naik ojek, bisa naik Bajaj. Tapi lebih baik naik Bajaj saja, karena Bapak membawa 3 barang.” Kata nya.
Aku di antar naik Bajaj. Bahkan untuk ongkosnya bapak tadi yang menawar. Gondangdia – Gambir, Rp. 15.000,-
Sungguh Aku sangat berterima kasih kepada Bapak yang Aku tidak tahu namanya. Meski kelihatannya sangat sederhana, hanya berjalan menuruni tangga (stasiun berada di atas), tapi bagi Ku sungguh sangat berterima kasih, karena Stasiun Gondangdia merupakan titik krusial bagi Ku. Apakah Bapak tersebut yang disebut “malaikat”? Semoga Bapak tersebut diberi kemudahan dalam segala hal. “Ya....Allah, Engkau  telah kabulkan permintaan Ku.” Kata Ku dalam hati.
Sampai di stasiun Gambir sekitar jam 08.30, tapi sudah banyak penumpang yang telah antri untuk masuk ke ruang tunggu. Melihat penumpang yang demikian banyak, Aku agak bingung juga. Aku segera panggil porter untuk membantu membawakan barang bawaan dan mengurus tiket.
“ Bapak naik kereta apa?” Tanya porter.
“ Agro Bromo Anggrek.” Jawab Ku.
“ Mana tiketnya” Kata porter.
Aku serahkan tiket yang diminta.
“ Bapak tunggu di sini saja, setelah dapat boarding pass , nanti kita masuk ke ruang tunggu sama sama.” Katanya.
Aku hanya menurut saja. Aku menyadari dalam usia yang sudah menginjak 65 tahun, kemampuan untuk mengurus diri sendiri sudah semakin menurun. Bantuan dari orang lain sangat diperlukan. Aku sangat berterima kasih kepada porter yang telah membantu membawakan barang bawaan Ku sampai di kereta.
Tepat Jam 09.30 kereta Agro Bromo Anggrek berangkat dengan tujuan akhir Surabaya, dengan kota pemberhentian : Jatinegara, Cirebon, Pekalongan, SEMARANG. Tidak ada yang istimewa dalam perjalanannya.
Tepat jam 15.00, kereta Agro Bromo Anggrek sampai di stasiun Tawang Semarang. Driver dengan mobil Mobillo sudah menunggu, demikian pula Tuti dan Nurul. Selesai Sholat Ashar, perjalanan dilanjutkan menuju mBandungan. Kali ini dengan minibus bersama Tuti dan Nurul. Sepanjang perjalanan ngobrol tentang masa sekolah, keluarga, temen temen dan sebagainya.
---------------------------------------
Cerita di atas merupakan sekelumit salah satu kenangan menuju reuni akbar SMA N KENDAL 1971. Pelajaran yang dapat Aku ambil adalah : Pertama, jika kita mempunyai kemauan yang kuat disertai doa, pasti dikabulkan Allah SWT. Kedua,  kita semakin tua, perlu perencanaan matang dalam perjalanan. Ketiga, kita semakin memerlukan “bantuan” dari orang lain.
Cerita yang sangat biasa, tapi bagi Ku ada yang sangat menyentuh, adanya “malaikat” yang mempermudah perjalanan Ku.

--------------------- *****---------------------