Selasa, 07 April 2020

CERPEN ANTIME HARI BAHAGIA (bagian pertama)



CERPEN ANTIME
HARI BAHAGIA (bagian pertama)
RABU, tanggal 11 Maret 2020,  Aku menghadiri undangan dari Mas AGUS SUPRI dalam suatu acara SILATURAHIM DAN PENUTUPAN USAHA BERSAMA ANTIME. Ada 2 (dua) yang Aku ingat tentang tanggal 11 MARET. Yang pertama, Aku teringat  tentang SUPER SEMAR, dan yang kedua tentang acara itu sendiri.
Ingatan Ku tentang Super Semar adalah BEA SISWA SUPER SEMAR. Sayang, bea siswa tersebut sudah tidak ada lagi sejak kejatuhan Presiden SOEHARTO. Bagi Ku, Pak Harto adalah pahlawan Ku, karena bea siswa nya, Aku dapat menyelesaikan pendidikan di IPB. Terima kasih Pak Harto.
Sekitar tahun 1975-1976, IPB memberikan bea siswa Super Semar. Syarat nya sangat mudah : naik tingkat, surat keterangan dari orang tua yang menyatakan kurang mampu dan aktif dalam kegiatan mahasiswa. Syarat pertama dan kedua sudah Aku peroleh. Untuk syarat ketiga harus ada surat pernyataan dari Senat Mahasisawa IPB yang berhubungan dengan keaktifa mahasiswa. Aku sebenarnya kurang begitu aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Mengikuti jadwal kuliah, praktikum apalagi quiz dan ujian rasanya berat sekali. Mendengar RCD dan DO, rasanya sangat mengerikan. Maklum IQ Ku kategori pas pasan untuk ukuran IPB. Hampir setiap minggu ke poliklinik, tanpa diperiksa langsung diberik vitamin B kompleks.
Aku di panggil oleh Senat Mahasiswa untuk di wawancarai. Dalam ruangan tersebut sudah ada : Farid (?), sebagai Ketua Senat, Andin sebagai anggota Senat dan beberapa anggota Senat lainnya serta Soeryo Adiwibowo sebagai Ketua Angkatan.
“Saudara Bambang, apakah aktif dalam kegiatan kemahasiswaan” Kata Farid.
Soeryo Adiwibowo dan Andin diam saja. Aku sadar bahwa Soeryo Adiwibowo dan Andin kurang mengenal Ku. Maklum di tingkat persiapan, Aku, Soeryo Adiwibowo dan Andin beda kelompok. Aku di Kelompok 2, sementara Soeryo Adiwibowo dan Andin  di kelompok 1 atau 3.  Mau memberikan rekomendasi bingung juga. Ditambah lagi Aku termasuk mahasiswa KUPER.
“Ya..., Saya aktif dalam kegiatan bola basket. Kalau ada latihan bola basket Saya sering ikut.” Kata Ku. Memang Aku adalah pemain bola basket di SMA Kendal. Aku termasuk pemain intinya.” Hebat bukan? He...., he..., he....
“Ya...., ya...., ya....., betul saudara Bambang memang aktif dalam kegiatan bola basket.” Kata Soeryo Adiwibowo.
“Ya...., betul. Saya pernah lihat  saudara Bambang main bola basket. “ Andin menambahkan.
Sepertinya Soeryo Adiwibowo dan Andin  ingin berbuat baik pada teman seangkatan . Aku tidak yakin apakah Soeryo Adiwibowo dan Andin, pernah melihat Aku main bola basket. Namun karena pernyataannya, Ketua Senat langsung menyetujuinya.
“ Kalau begitu, kepada Bambang Winarto, kita berikan rekomendasi untuk memperoleh Bea Siswa Supar Semar.” Kata Farid mengakhiri wawancara. Terima kasih Mas Bowo, terima kasih Boss Andin.
Kartu Bea siswa Super Semar IPB berwarna BIRU TUA, kalau ambil uang di Bank BNI 46. Bea siswa  pertama  besarnya Rp 7.500,-  (tujuh ribu lima ratus rupiah) dan terakhir Rp 17.500, - (tujuh belas ribu lima ratus rupiah). Bagi Ku bea siswa sangat penting artinya. Aku dapat  menambah gizi makanan; beli susu, beli telur dsb.  Pada tanggal muda bersama dengan teman teman, menikmati menu empal, ayam goreng dan makanan mewah lainnya di warung Borong. Tapi yang lebih utama bagi Ku adalah MEMBERIKAN KEBAGIAAN kepada orang tua. Ya..., kedua orang tua Ku sangat bangga sekali Aku dapat Bea Siswa.
11 Maret, hari bersejarah yang sudah di lupakan bangsa Indonesia.

Bogor 11 Maret 2020
SALAM ANTIME.
Mbang Win


Tidak ada komentar: