Kamis, 21 Maret 2019

KENANGAN TENTANG GURU SMA N KENDAL





KENANGAN  TENTANG GURU SMA N KENDAL

Oleh : Mbang Win


Ingatan Ku tentang bapak dan ibu guru masih membekas. Secara singkat gambaran dari Bapak/Ibu guru adalah sebagai berikut :
Bapak  R. Soeprapto Atmodiredjo dipercaya sebagai Kepala Sekolah SMA N Kendal yang pertama  dari tahun 1961 sampai dengan tahun 1974. Jabatan Kepala Sekolah cukup lama (13 tahun) dibandingkan dengan jabatan kepala sekolah sekarang. Sebagai kepala sekolah Bapak  R. Soeprapto, tugas utamanya  adalah sebagai “penilik” kelas, mengecheck apakah setiap kelas sudah ada yang mengajar atau tidak ada gurunya (kosong). Jika kosong, beliau mengambil alih peranan guru, meski tidak mengajar pada mata pelajaran yang kosong, akan tetapi lebih pada memberi nasehat. Beliau hanya mengajar Bahasa Jerman, suatu mata pelajaran pilihan pada kelas 2 dan kelas 3. Ciri khas beliau adalah : kacamata, sepeda dan canklong (untuk merokok).
Bapak Rusmoyo BA selain sebagai guru, beliau menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah. Beliau mengajar Menggambar dan Kimia. (apa hubungan antara Menggambar dan Kimia?). Untuk pelajaran Kimia, beliau kurang pandai menerangkannya, sehingga siswa banyak yang tidak tahu. Mungkin latar belakang beliau bukan dari pendidikan kimia. Menggambar siswa jurusan IPA dengan Sosial atau Budaya rupanya berbeda. Untuk jurusan IPA menggambarnya menggunakan berbagai alat tulis : penggaris, kotak jangka, segitiga untuk menggambar berbagai motif (lingkaran, segitiga, melengkung, dsb) dengan menggunakan tinta hitam dan cat air.
Bapak Drs. Widagdo, mengajar  Fisika dan Mekanika. Cara mengajar beliau sangat menyenangkan dan mudah dipahami siswa. Hampir semua siswa sangat menyenangi beliu.  Sayang beliau meninggal dalam usia yang masih relatih muda dan belum menikah. Beliau meninggal setelah mengalami sakit yang cukup lama.
Bapak Drs. Sulasi, mengajar   Fisika dan Mekanika di kelas 3, sebagai  pengganti dari  Pak Widagdo. Pada awal mengajar beliau grogi mengajarnya, karena sering didebat sama siswa. Mungkin sebagai guru baru beliau belum siap  betul dalam mengajar. Pada saat ujian, Iskandar dapat memperoleh soal fisika dari Pak Sulasi. Entah bagaimana cara Iskandar dapat soal. Soal dikerjakan bersama, maka jangan heran  kelompok belajar Ku dapat nilai bagus untuk pelajaran Fisika dan Mekanika.
Bapak Subagyo, mengajar Aljabar Analit. Kalau mengajar beliau jarang membawa buku. Buku Ilmu Aldjabar Jilid I, II dan III  karangan CJ Alders,  beliau sudah hafal betul, sampai halaman halamannya. Ciri khas beliau, kalau habis menulis di papan tulis, tangannya dimasukkan dalam saku celananya. (ENTAH KENAPA YA…). Mengajarnya cukup jelas dan mudah dipahami siswa. Beliau tinggal di Semarang, kalau mengajar Semaran – Kendal pergi pulang pakai sepeda motor. Kala itu, jarak Semarang – Kendal rasanya jauh. (padahal jarak kan sama saja).
Bapak Hartoyo, mengajar Ilmu Ukur Sudut (Geniometri) dan  Ilmu Ukur Ruang (Streometri). Ciri khas beliau adalah begitu masuk kelas beliau pasti menanyakan : “Ada yang ditanyakan” (dengan suara sengau seperti bindeng)? Biasanya siswa akan menanyakan PR yang tidak dapat dikerjakan yang diberikan beliau. Ciri lainnya adalah soal ulangan dalam satu meja berbeda soalnya. Pada kertas jawaban ditulis ‘KIRI” dan “KANAN”. Tujuannya jelas supaya siswa yang satu meja tidak saling menyontek.
Bapak Kasiran, mengajar Geografi, orangnya cukup gagah, masih muda, berwajah kearab araban. Suka pakai baju kotak kotak lengan panjang. Kalau ngajar cukup jelas.
Bapak Suyono BA, mengajar Olah Raga kelas 1  dan Biologi atau Ilmu Hayat kelas 1 dan kelas 2. Untuk pelajaran biologi, apalagi yang menyangkut tubuh manusia, Aku kurang dapat memahami.
Bapak Sumardi, mengajar Biologi kelas 3. Beliau guru pindahan (entah dari mana). Kalau mengajar suaranya pelan, tetapi cukup jelas. Pada saat kelas 3, diwajibkan membuat “Karya Tulis”, banyak yang menjadi bimbingan beliau. Aku membuat Karya Tulis mengenai Balai Benih Ikan di Ungaran. Seingat Ku ada juga yang mengambil masalah ikan di Ungaran, tetapi Aku lupa, kalau tidak salah Sudirno dan Eddy Susilo. (SIAPA YANG INGAT MEMBUAT KARYA TULIS DI UNGARAN).
Bapak Subari BA, guru paling bisa ngajar apa saja. Paling tidak beliau mengajar Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Ilmu Bumi, Geografi dan Antropologi Budaya (?). Beliau dikenal “galak”, tetapi kalau ngajar beliau menerangkannya  sangat jelas.
Bapak Singgih BA, mengajar Kewargaan Negara. Kalau mengajar  suaranya keras sekali, berbicara sendiri, tanpa memperdulikan siswa.  Aku tidak tahu apakah siswanya mengerti atau tidak.  Nilai yang diberikan maksimal 8. Entah mengapa. Soal ulangannya selalu esei. Beliau juga merangkap Kepala Sekolah SMEA dan juga anggota DPRD Kabupaten Kendal.
Bapak Mochtomi BA, mengajar Tatabuku dan Hitung Dagang, Stenografi (pilihan). Tatabuku dan Hitung Dagang di berikan pada Jurusan Sosial. Cara mengajarnya Aku tidak tahu, mengingat di IPA tidak ada pelajaran tersebut. Pada pelajaran Stenografi  cara mengajarnya, beliau hanya mengenalkan  huruf huruf Stenografi dan cara penyambungan dan menyingkatnya. Selanjutnya, beliau mendikte suatu kalimat atau cerita dengan kecepatan tertentu, siswa menuliskan dan kemudian siswa diminta membacakan kembali. Hambali merupakan siswa yang ahli dalam stenografi. Bahkan dalam mencatat pelajaran lainnyapun Hambali menggunakan stenografi. Entah sekarang apakah masih dipakai atau tidak.
Bapak Irfan, mengajar Olah Raga dan  Bahasa Inggris. Dalam Olah Raga, Pak Irfan cenderung mengikuti kemauan siswa. Namanya siswa, olah raga yang disenangi olah raga permainan (Volley, Basket, Sepakbola). Pak Irfan juga mengajar Bahasa Inggris, namun kalau mengajar biasanya beliau hanya memberikan catatan. Menjadi guru sepertinya hanya menjadi pekerjaan sambilan. Pekerjaan utamanya adalah dagang tembakau.
Ibu Drs. Sularmi, mengajar Bahasa Inggris. Orang cantik, berkulit putih. Cara mengajarnya cukup bagus. Hanya saja karena Aku tidak berbakat dalam bahasa Inggris, maka nilai bahasa Inggris Ku hanya cukup saja. Muhtadi pandai dalam bahasa Inggris.
Bapak Mahyudi BA, Mengajar Sejarah Umum, Sejarah Indonesia, Sejarah Dunia. Cara mengajarnya kurang disukai sama siswa. Kebetulan Aku sendiri memang kurang menyukai pelajaran sejarah, pelajaran yang harus di hafal, apalagi menghafal tahun suatu peristiwa.
Bapak Kosim dan Nizar Kamil, Mengajar Agama. Kalau tidak salah Bapak Kosim mengajar di kelas 1 dan 2, sedangkan Bapak Nizar Kamil di kelas 3. Bapak Nizar Kamil  juga mengajar Bahasa Arab (mata pelajaran pilihan).
Ibu Soepantin dan Soepitun, Mengajar Bahasa Indonesia. Ibu Soepitun suaranya cukup keras dan kalau menerankan juga cukup jelas. Namun, pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang cukup sulit bagi Ku. (HALLO TEMAN TEMAN YANG MEMPUNYAI KENANGAN TERHADAP BAPAK DAN IBU SILAHKAN DICERITAKAN).

Tidak ada komentar: