KENANGAN
TENTANG GURU SMA N KENDAL
Oleh : Mbang Win
Ingatan Ku
tentang bapak dan ibu guru masih membekas. Secara singkat gambaran dari
Bapak/Ibu guru adalah sebagai berikut :
Bapak R.
Soeprapto Atmodiredjo dipercaya sebagai Kepala Sekolah SMA N Kendal yang
pertama dari tahun 1961 sampai dengan
tahun 1974. Jabatan Kepala Sekolah cukup lama (13 tahun) dibandingkan dengan
jabatan kepala sekolah sekarang. Sebagai kepala sekolah Bapak R. Soeprapto, tugas utamanya adalah sebagai “penilik” kelas, mengecheck
apakah setiap kelas sudah ada yang mengajar atau tidak ada gurunya (kosong).
Jika kosong, beliau mengambil alih peranan guru, meski tidak mengajar pada mata
pelajaran yang kosong, akan tetapi lebih pada memberi nasehat. Beliau hanya
mengajar Bahasa Jerman, suatu mata pelajaran pilihan pada kelas 2 dan kelas 3. Ciri
khas beliau adalah : kacamata, sepeda dan canklong (untuk merokok).
Bapak Rusmoyo BA selain sebagai guru, beliau menjabat sebagai Wakil
Kepala Sekolah. Beliau mengajar Menggambar dan Kimia. (apa hubungan antara
Menggambar dan Kimia?). Untuk pelajaran Kimia, beliau kurang pandai
menerangkannya, sehingga siswa banyak yang tidak tahu. Mungkin latar belakang
beliau bukan dari pendidikan kimia. Menggambar siswa jurusan IPA dengan Sosial
atau Budaya rupanya berbeda. Untuk jurusan IPA menggambarnya menggunakan
berbagai alat tulis : penggaris, kotak jangka, segitiga untuk menggambar
berbagai motif (lingkaran, segitiga, melengkung, dsb) dengan menggunakan tinta
hitam dan cat air.
Bapak Drs. Widagdo, mengajar
Fisika dan Mekanika. Cara mengajar beliau sangat menyenangkan dan mudah
dipahami siswa. Hampir semua siswa sangat menyenangi beliu. Sayang beliau meninggal dalam usia yang masih
relatih muda dan belum menikah. Beliau meninggal setelah mengalami sakit yang
cukup lama.
Bapak Drs. Sulasi,
mengajar Fisika dan Mekanika di kelas
3, sebagai pengganti dari Pak Widagdo. Pada awal mengajar beliau grogi
mengajarnya, karena sering didebat sama siswa. Mungkin sebagai guru baru beliau
belum siap betul dalam mengajar. Pada
saat ujian, Iskandar dapat memperoleh soal fisika dari Pak Sulasi. Entah
bagaimana cara Iskandar dapat soal. Soal dikerjakan bersama, maka jangan heran kelompok belajar Ku dapat nilai bagus untuk
pelajaran Fisika dan Mekanika.
Bapak Subagyo, mengajar Aljabar Analit. Kalau mengajar beliau jarang
membawa buku. Buku Ilmu Aldjabar Jilid I, II dan III karangan CJ Alders, beliau sudah hafal betul, sampai halaman
halamannya. Ciri khas beliau, kalau habis menulis di papan tulis, tangannya
dimasukkan dalam saku celananya. (ENTAH KENAPA YA…). Mengajarnya cukup jelas
dan mudah dipahami siswa. Beliau tinggal di Semarang, kalau mengajar Semaran –
Kendal pergi pulang pakai sepeda motor. Kala itu, jarak Semarang – Kendal
rasanya jauh. (padahal jarak kan sama saja).
Bapak Hartoyo, mengajar Ilmu Ukur Sudut (Geniometri) dan Ilmu Ukur Ruang (Streometri). Ciri khas
beliau adalah begitu masuk kelas beliau pasti menanyakan : “Ada yang
ditanyakan” (dengan suara sengau seperti bindeng)? Biasanya siswa akan
menanyakan PR yang tidak dapat dikerjakan yang diberikan beliau. Ciri lainnya
adalah soal ulangan dalam satu meja berbeda soalnya. Pada kertas jawaban
ditulis ‘KIRI” dan “KANAN”. Tujuannya jelas supaya siswa yang satu meja tidak
saling menyontek.
Bapak Kasiran, mengajar Geografi, orangnya cukup gagah, masih muda, berwajah
kearab araban. Suka pakai baju kotak kotak lengan panjang. Kalau ngajar cukup
jelas.
Bapak Suyono BA, mengajar Olah Raga kelas 1 dan Biologi atau Ilmu Hayat kelas 1 dan kelas
2. Untuk pelajaran biologi, apalagi yang menyangkut tubuh manusia, Aku kurang
dapat memahami.
Bapak Sumardi, mengajar Biologi kelas 3. Beliau guru pindahan (entah
dari mana). Kalau mengajar suaranya pelan, tetapi cukup jelas. Pada saat kelas
3, diwajibkan membuat “Karya Tulis”, banyak yang menjadi bimbingan beliau. Aku
membuat Karya Tulis mengenai Balai Benih Ikan di Ungaran. Seingat Ku ada juga
yang mengambil masalah ikan di Ungaran, tetapi Aku lupa, kalau tidak salah
Sudirno dan Eddy Susilo. (SIAPA YANG INGAT MEMBUAT KARYA TULIS DI UNGARAN).
Bapak Subari BA, guru paling bisa ngajar apa saja. Paling tidak beliau
mengajar Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Ilmu Bumi, Geografi dan Antropologi
Budaya (?). Beliau dikenal “galak”, tetapi kalau ngajar beliau
menerangkannya sangat jelas.
Bapak Singgih BA, mengajar Kewargaan Negara. Kalau mengajar suaranya keras sekali, berbicara sendiri,
tanpa memperdulikan siswa. Aku tidak
tahu apakah siswanya mengerti atau tidak. Nilai yang diberikan maksimal 8. Entah
mengapa. Soal ulangannya selalu esei. Beliau juga merangkap Kepala Sekolah SMEA
dan juga anggota DPRD Kabupaten Kendal.
Bapak Mochtomi BA, mengajar Tatabuku dan Hitung Dagang, Stenografi
(pilihan). Tatabuku dan Hitung Dagang di berikan pada Jurusan Sosial. Cara
mengajarnya Aku tidak tahu, mengingat di IPA tidak ada pelajaran tersebut. Pada
pelajaran Stenografi cara mengajarnya,
beliau hanya mengenalkan huruf huruf
Stenografi dan cara penyambungan dan menyingkatnya. Selanjutnya, beliau
mendikte suatu kalimat atau cerita dengan kecepatan tertentu, siswa menuliskan
dan kemudian siswa diminta membacakan kembali. Hambali merupakan siswa yang
ahli dalam stenografi. Bahkan dalam mencatat pelajaran lainnyapun Hambali
menggunakan stenografi. Entah sekarang apakah masih dipakai atau tidak.
Bapak Irfan, mengajar Olah Raga dan Bahasa Inggris. Dalam Olah Raga, Pak Irfan
cenderung mengikuti kemauan siswa. Namanya siswa, olah raga yang disenangi olah
raga permainan (Volley, Basket, Sepakbola). Pak Irfan juga mengajar Bahasa
Inggris, namun kalau mengajar biasanya beliau hanya memberikan catatan. Menjadi
guru sepertinya hanya menjadi pekerjaan sambilan. Pekerjaan utamanya adalah
dagang tembakau.
Ibu Drs. Sularmi, mengajar Bahasa Inggris. Orang cantik, berkulit
putih. Cara mengajarnya cukup bagus. Hanya saja karena Aku tidak berbakat dalam
bahasa Inggris, maka nilai bahasa Inggris Ku hanya cukup saja. Muhtadi pandai
dalam bahasa Inggris.
Bapak Mahyudi BA, Mengajar Sejarah Umum, Sejarah Indonesia,
Sejarah Dunia. Cara mengajarnya kurang disukai sama siswa. Kebetulan Aku sendiri
memang kurang menyukai pelajaran sejarah, pelajaran yang harus di hafal,
apalagi menghafal tahun suatu peristiwa.
Bapak Kosim dan Nizar Kamil, Mengajar Agama. Kalau tidak salah Bapak Kosim mengajar di kelas 1 dan 2, sedangkan Bapak Nizar Kamil di kelas 3. Bapak Nizar
Kamil juga mengajar Bahasa Arab
(mata pelajaran pilihan).
Ibu Soepantin dan Soepitun, Mengajar Bahasa Indonesia. Ibu Soepitun suaranya cukup keras dan kalau menerankan juga cukup jelas.
Namun, pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang cukup sulit bagi Ku.
(HALLO TEMAN
TEMAN YANG MEMPUNYAI KENANGAN TERHADAP BAPAK DAN IBU SILAHKAN DICERITAKAN).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar