Sabtu, 23 Maret 2019

MENGINGAT TEMAN TEMAN KU




MENGINGAT TEMAN TEMAN KU
Setelah reuni di Tirto Arum, malamnya Aku ngobrol dengan Yulianto, tentang berbagai hal. Salah satu diantaranya adalah tentang SMA Negeri 1 Kendal, karena esoknya, Senin, tanggal 8 September 2014, Aku bersama Yuliyanto akan melihat-lihat SMA Negeri 1 Kendal. Ya…., hanya Yulianto yang selalu menemaniku jika Aku ke Kendal.
Yulianto adalah teman Ku sejak di SD, SMP dan SMA. Makanya Yulianto sempat “marah”, ketika ke Bogor  26 Juni 2011 (saat reuni di Jakarta – Bogor 25-26 Juni 2011), Aku tidak mengenalinya. “Win, Aku sopo?”, kata Yuliyanto. Aku coba mengingat-ingat. Tapi Aku benar-benar lupa. “Win, Kita pernah sama-sama di SD, SMP dan SMA”, kata Yuliyanto menambahkan. Tapi yang namanya lupa, ya..., lupa. Maklum lebih dari 37 tahun tidak ketemu. “Win, Aku, Yuliyanto.” Katanya. Sungguh Aku tidak mengenalinya. Dulu, semasa sekolah SD, SMP dan SMA, Yuliyanto kecil, dan pendek. Sekarang menjadi tinggi. Entah apa resepnya.
Senin pagi, sekitar jam 08.30, Yuliyanto sudah berada di rumah adik Ku yang berada di Jalan Soekarno - Hatta, depan pasar Kendal. Dulu rumah Adik Ku dikenal sebagai Apotik Kendal. Ya…, kalau ke Kendal, Aku  selalu menginap di rumah adik Ku. Setelah ngobrol sebentar, Aku di ajak Yuliyanto untuk melihat kota Kendal. “ Win, kembali kita keliling kota Kendal, kali ini  coba ingat teman kita yang berada di kota Kendal.” Kata Yuliyanto. Dengan mengenderai mobil Suzuki Feroza, Aku dan  Yuliyanto keliling Kota Kendal.  Jalan Soekarno – Hatta telah diberlakukan satu arah. Semua kendaraan arahnya menuju ke Timur (Semarang).  Dulu namanya Jalan Raya, kendaraan kearah Timur atau kearah Barat melalui Jalan Raya.
Di depan rumah Adik Ku, Aku masih ingat dulu ada Kantor Penerangan, di belakangnya PUDJI ASTONO tinggal bersama keluarganya. Kendaraan melaju perlahan dengan kecepatan sekitar 10-15 Km/jam. Di sebelah pasar  Kendal, tinggal SYAMSUL. Sampai di perempatan Masjid Kendal, kalau ke kiri (Utara) ke arah Bandengan, arah menuju rumah TEDJO RUMEKSO (TEDJO),  SITI NURUL QOMARIAH (NURUL) di sekitarnya terdapat tempat tinggal WALUYO UTOMO (YOYOK, almarhum) dan FAJAR HARIADI (FAJAR, Almarhum). Kalau terus ke arah Bandengan  akan ketemu rumah SOEPIYATI (PIYATI).
Setelah melewati SMP 1, ada jalan belok kiri menuju Rumah Sakit Kendal. Ke arah jalan tersebut terdapat rumahnya KOESYONO dan JOKO WAHYONO (JOKOWAH, almarhun). Kendaraan terus berjalan dengan pelahan, tak berapa lama ketemu rumah EKO RAHONO (EKO) , yang bertempat tinggal di belakang Kantor Pos. Di depan Kantor Pos terdapat  Stasiun Pemberhentian Kereta Api. Ya..., dulu trasportasi utama kalau ke Semarang naik kereta api. Tidak sampai 30 meter ketemu perempatan kecil, kalau belok kiri menuju Desa Karangsari, tempat tinggalnya MOCH ICHSAN (ICHSAN). Selanjutnya ketemu bekas Kecamatan Kota Kendal , rumahnya UMI TYASTUTI (TUTI), di depan Kecamatan, sekitar 15 meter dapat dijumpai rumah EDITA KIRANA (KIRANA) dan di sebelahnya adalah rumah ENDANG NURSILOWATI (NUNUK).
Sampai di Polres Kota Kendal, mobil belok kanan dan di sebelah kiri  akan ketemu daerah Sebatang tempat tinggalnya MUHAMMAD SOUM (MOCHSUOM). Mobil terus berjalan perlahan, kembali ketemu perempatan, belok kiri akan dijumpai rumah : YULIYANTO (YULI), DJOKO PRAMONO (PRAMONO), BUDI YUWONO (BUDI) dan YUNIATI (YUNI). Kalau terus saja akan sampai ke Kedung Pengilon. Kendaraan terus meluncur dengan pelan, bekas SMA N KENDAL di lewati, dan tak lama akan ketemu rumah KANTJAHWONO (NONOK, Almarhum). Sampai di simpang tiga, kembali Yuliyanto bercerita. “Win kalau belok kanan akan ketemu Kantor Perhutani, masih ingat ?” Kata Yuliyanto. “Tentu saja ingat.” Jawab Ku. Bagaimana Aku bisa lupa tentang Perhutani. Di ujung Kantor Perhutani adalah rumahnya HARY TRI HERMAWAN, tepatnya rumah Dinas Ajun KKPH Perhutani, yang saat itu dijabat Om nya Hary. Di situ,  Aku bersama Tedjo, Iskandar (almarhum), Eddy Sus dan  Dirno belajar bersama.
Kendaraan belok kekiri menuju arah Jakarta melaju dengan perlahan, tidak berapa lama, kembali Yuliyanto berkata. “Win disebelah kanan stasiun Kereta Api Kendal. Sekarang sudah tidak beroperasi. “Ada teman kita, siapa Win?” Tanya Yuliyanto. Aku perhatikan sepintas stasiunnya. Kereta Api nya sudah tidak ada. Ya..., betul, ada teman Ku dari SMP, namanya HERRY SUSILO, panggilnya HERRY SEPUR, karena orang tuanya menjadi Kepala Stasiun Kereta Api Kendal. Entah dimana keberadannya sekarang. Dan tidak berapa lama kembali Yuliyanto menunjuk rumah di sebelah kanan jalan. “Masih ingat Win, itu rumah siapa?” Tanyanya. Ya…., ingatkan Ku menerawang kembali ke tahun 1971-1973. Rumah itu adalah rumahnya ISKANDAR (almarhum), teman bermain, teman belajar bersama. Orangnya gagah, berwajah ke arab araban, pandai berbahasa Arab. Di dekat rumah ISKANDAR dijumpai rumah CHUSNUN, dan GUFRON dan setelah melewati SMA N 1 KENDAL akan sampai di Kecamatan Patebon, yang merupakan tempat tinggal HARYUTI.
Aku juga masih ingat Teman ku yang bertempat tinggal di “dalam” kota Kendal yaitu : EDY PRAPTO TRENGGONO (EDY PRAPTO), EDDY SUSILO (EDY SUS), SUHARTO, BENI ASWIN, MELANI, QOMARIAH (Almarhum) dan ZAINAL. Suharto, Beni Aswin,  Heri Sepur dan  Soepiyati, sampai sekarang tidak terdetekti keberadaannya.


Tidak ada komentar: