MENGINGAT TEMAN TEMAN KU
Setelah reuni di Tirto Arum, malamnya Aku
ngobrol dengan Yulianto, tentang berbagai hal. Salah satu diantaranya adalah
tentang SMA Negeri 1 Kendal, karena esoknya, Senin, tanggal 8 September 2014, Aku bersama
Yuliyanto akan melihat-lihat SMA Negeri 1 Kendal. Ya…., hanya Yulianto yang
selalu menemaniku jika Aku ke Kendal.
Yulianto adalah
teman Ku sejak di SD,
SMP dan SMA. Makanya Yulianto sempat “marah”, ketika ke Bogor 26 Juni 2011 (saat reuni di Jakarta – Bogor
25-26 Juni 2011), Aku tidak mengenalinya. “Win, Aku sopo?”, kata Yuliyanto. Aku
coba mengingat-ingat. Tapi Aku benar-benar lupa. “Win, Kita pernah sama-sama di
SD, SMP dan SMA”, kata Yuliyanto menambahkan. Tapi yang namanya lupa, ya...,
lupa. Maklum lebih dari 37 tahun tidak ketemu. “Win, Aku, Yuliyanto.” Katanya.
Sungguh Aku tidak mengenalinya. Dulu, semasa sekolah SD, SMP dan SMA, Yuliyanto
kecil, dan pendek. Sekarang menjadi tinggi. Entah apa resepnya.
Senin pagi,
sekitar jam 08.30, Yuliyanto sudah berada di rumah adik Ku yang berada
di Jalan Soekarno - Hatta, depan
pasar Kendal. Dulu rumah Adik Ku dikenal sebagai
Apotik Kendal. Ya…, kalau ke Kendal, Aku selalu menginap di rumah adik Ku. Setelah
ngobrol sebentar, Aku di ajak Yuliyanto untuk melihat kota Kendal. “ Win, kembali kita keliling kota
Kendal, kali ini coba ingat teman kita yang berada di kota
Kendal.” Kata Yuliyanto. Dengan mengenderai mobil Suzuki
Feroza, Aku dan Yuliyanto keliling Kota
Kendal. Jalan Soekarno – Hatta telah
diberlakukan satu arah. Semua kendaraan arahnya menuju ke Timur
(Semarang). Dulu namanya Jalan Raya,
kendaraan kearah Timur atau kearah Barat melalui Jalan Raya.
Di depan rumah Adik Ku, Aku masih ingat
dulu ada Kantor Penerangan, di belakangnya PUDJI ASTONO tinggal bersama
keluarganya. Kendaraan melaju
perlahan dengan kecepatan sekitar 10-15 Km/jam. Di sebelah pasar Kendal, tinggal SYAMSUL. Sampai di perempatan
Masjid Kendal, kalau ke kiri (Utara) ke arah Bandengan, arah menuju rumah TEDJO
RUMEKSO (TEDJO), SITI NURUL QOMARIAH
(NURUL) di sekitarnya terdapat tempat tinggal WALUYO UTOMO (YOYOK, almarhum)
dan FAJAR HARIADI (FAJAR, Almarhum). Kalau terus ke arah Bandengan akan ketemu rumah SOEPIYATI (PIYATI).
Setelah melewati SMP 1, ada jalan belok
kiri menuju Rumah Sakit Kendal. Ke arah jalan tersebut terdapat rumahnya
KOESYONO dan JOKO WAHYONO (JOKOWAH, almarhun). Kendaraan terus berjalan dengan
pelahan, tak berapa lama ketemu rumah EKO RAHONO (EKO) , yang bertempat tinggal
di belakang Kantor Pos. Di depan Kantor Pos terdapat Stasiun Pemberhentian Kereta Api. Ya..., dulu
trasportasi utama kalau ke Semarang naik kereta api. Tidak sampai 30 meter
ketemu perempatan kecil, kalau belok kiri menuju Desa Karangsari, tempat
tinggalnya MOCH ICHSAN (ICHSAN). Selanjutnya ketemu
bekas Kecamatan Kota Kendal , rumahnya UMI
TYASTUTI (TUTI), di depan Kecamatan, sekitar 15 meter dapat dijumpai rumah
EDITA KIRANA (KIRANA) dan di sebelahnya adalah rumah ENDANG NURSILOWATI
(NUNUK).
Sampai di Polres Kota Kendal, mobil belok
kanan dan di sebelah kiri akan
ketemu daerah Sebatang tempat tinggalnya MUHAMMAD SOUM (MOCHSUOM). Mobil terus
berjalan perlahan, kembali ketemu perempatan, belok kiri akan dijumpai rumah :
YULIYANTO (YULI), DJOKO PRAMONO (PRAMONO), BUDI YUWONO (BUDI) dan YUNIATI
(YUNI). Kalau terus saja akan sampai ke Kedung Pengilon. Kendaraan terus meluncur dengan
pelan, bekas SMA N KENDAL di lewati, dan tak
lama akan ketemu rumah KANTJAHWONO (NONOK, Almarhum). Sampai di simpang tiga, kembali
Yuliyanto bercerita. “Win kalau belok kanan akan ketemu Kantor Perhutani, masih
ingat ?” Kata Yuliyanto. “Tentu saja ingat.” Jawab Ku. Bagaimana Aku bisa lupa
tentang Perhutani. Di ujung Kantor Perhutani adalah rumahnya HARY TRI HERMAWAN,
tepatnya rumah Dinas Ajun KKPH Perhutani, yang saat itu dijabat Om nya Hary. Di
situ, Aku bersama Tedjo, Iskandar
(almarhum), Eddy Sus dan Dirno belajar
bersama.
Kendaraan belok kekiri menuju arah
Jakarta melaju dengan perlahan, tidak berapa lama, kembali Yuliyanto berkata.
“Win disebelah kanan stasiun Kereta Api Kendal. Sekarang sudah tidak
beroperasi. “Ada teman kita, siapa Win?” Tanya Yuliyanto. Aku perhatikan
sepintas stasiunnya. Kereta Api nya sudah tidak ada. Ya..., betul, ada teman Ku
dari SMP, namanya HERRY SUSILO, panggilnya HERRY SEPUR, karena orang tuanya
menjadi Kepala Stasiun Kereta Api Kendal. Entah dimana keberadannya sekarang.
Dan tidak berapa lama kembali Yuliyanto menunjuk rumah di sebelah kanan jalan.
“Masih ingat Win, itu rumah siapa?” Tanyanya. Ya…., ingatkan Ku menerawang
kembali ke tahun 1971-1973. Rumah itu adalah rumahnya ISKANDAR (almarhum),
teman bermain, teman belajar bersama. Orangnya gagah, berwajah ke arab araban,
pandai berbahasa Arab. Di dekat rumah ISKANDAR dijumpai rumah CHUSNUN, dan GUFRON dan setelah
melewati SMA N 1 KENDAL akan sampai di Kecamatan Patebon, yang merupakan tempat
tinggal HARYUTI.
Aku juga masih ingat Teman ku yang
bertempat tinggal di “dalam” kota Kendal yaitu : EDY PRAPTO TRENGGONO (EDY
PRAPTO), EDDY SUSILO (EDY SUS), SUHARTO, BENI ASWIN, MELANI, QOMARIAH
(Almarhum) dan ZAINAL. Suharto, Beni Aswin, Heri Sepur dan
Soepiyati, sampai sekarang tidak terdetekti keberadaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar